Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) akan terus melanjutkan ekspansi bisnisnya meskipun paruh pertama tahun ini kinerja perseroan masih mengalami perlambatan. Di sektor otomotif, perseroan akan gencar merilis model-model terbaru untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Prijono Sugiarto, Direktur Utama ASII mengatakan, penjualan otomotif perseroan mengalami pertumbuhan sepanjang semester I seiring dengan strategi perseroan mengeluarkan model-model mobil terbaru.
Pertumbuhan penjualan ini mampu menekan perlambatan kinerja perseroan. " Astra ditopang dengan model-model baru yang diterima masyarakat dengan baik. Makanya menipis penurunan laba tahun ini," katanya, Selasa (2/8).
Selain merilis model-model baru, ASII juga akan gencar menambah outlet-outlet penjualan otomotif untuk mendorong pertumbuhan penjualan ke depan. Di sektor infrastruktur, logistik dan properti, perseroan juga terus melakukan ekspansi dengan menganggarkan belanja modal 38% dari total capex konsolidasi tahun ini yakni Rp 13,6 triliun.
Prijono bilang, pihaknya akan terus melirik investasi di proyek-proyek infrastruktur seperti pembangkit listrik dan jalan tol. Saat ini, ASII melalui anak usahanya PT united Tractors Tbk (UNTR) telah memiliki investasi pembangkit listrik 2x 1.000 Megawatt di Jepara. "Ini ada beberapa lagi yang sedang dijajaki dalam pipeline." ungkapnya.
Sepanjang semester I 2016 perseroan telah berhasil menyerap 40% anggaran belanja modal. Meskipun capex konsolidasi ASII tahun ini dianggarkan Rp 13,6 triliun, namun total belanja modal termasuk untuk anak usaha yang tidak terkonsolidasi dengan perseroan mencapai Rp 20 triliun tahun ini.
Prijoni memperkirakan prospek daya beli masyarakat akan semakin membaik di paruh kedua ini. Oleh karena itu, perseroan optimis masih akan bisa menorehkan kinerja yang lebih bagus terutama di sektor otomotif.
Ia menilai perlambatan kinerja yang dialami perseroan sepanjang semester I 2016 merupakan kondisi paling bottom. "Menurut saya (laba turun 12%) sudah bottom kalau di lihat dari daya beli masyarakta yang sudah bottom." katanya.
Semester I, ASII membukukan laba bersih Rp 7,11 triliun atau turun 12% dari Rp 8,05 triliun pada periode yang sama tahun 2015. Sementara pendapatan perseroan tercatat melorot 5% menjadi Rp 88,2 triliun.
Projono mengatakan pencapaian pendapatan tersebut sudah mendekati separuh dari target perseroan tahun ini yakni Rp 190 triliun-Rp 200 triliun.
Thennesia Debora, Analis BNI sekuritas melihat secara fundamental tantangan ASII masih berat tahun ini. Meskipun penjualan otomotif perseroan tumbuh di semester I namun kinerja anak usaha perseroan lainnya seperti sektor alat berat dan perbankan.
"Melemahnya harga komoditas membuat penjualan alat berat turun, sementara perlambatan ekonomi membuat tingkat NPL Bank permata naik. Keduanya menjadi sentimen negatif bagi Astra," katanya.
Pertumbuhan penjualan alat berat ASII untuk sektor konstruksi tidak mampu menutupi perlambatan penjualan alat berat di sektor tambang akibat perlambatan harga komoditas. Maklum, kontribusi penjualan alat berat konstruksi masih kecil.
Kendati begitu, Thennesia melihat bisnis otomotif ASII masih akan mengalami pertumbuhan hingga akhir tahun namun tidak akan terlalu signifikan. Ia bilang, mobil model-model terbaru yang dikeluarkan Astra mendapat respon positif dari masyarakat sehingga akan menopang penjualan perseroan ke depan.
ASII baru telah merilis dua mobil baru low cost-green car (LCGC) untuk pabrikan Toyota dan Daihatsu yakni Astra Toyota Calya dan Astra Daihatsu Sigra. Kedua mobil ini merupakan kendaraan jenis MPV, dengan kapasitas tujuh orang penumpang.
Dengan sokongan sektor otomotif, Thennesia memperkirakan kinerja ASII masih akan tumbuh tahun ini. Laba bersih perseroan ditargetkan mencapai Rp 14,7 triliun dan pendapatan diproyeksi mencapai Rp 183 triliun. Namun tahun depan, kinerja grup konglomerasi ini ditaksir akan tumbuh signifikan seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan ekspansi yang dilakukan perseroan.
Untuk saat ini, Thennesia merekomendasikan hold untuk ASII dengan targte harag Rp 7.000. Namun tidak tertutup kemungkinan target akan direvisi naik jika penjualan otomotif perseroan terus tumbuh setiap bulannya.
Sementara Arief Budiman, analis Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk ASII dengan menaikkan target harga menjadi Rp 8.400. Target harga tersebut didasarkan dengan PER ASII tahun 2017 19,4 kali. "Ini kami percaya suatu yang wajar di tengah pasar saham yang kuat saat ini," ujar Arief dalam risetnya pada 29 Juli 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News