Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Dengan memasukkan nilai Rp 54,8 triliun terhadap 56,75% saham milik pemerintah di BBRI, Mirae Asset mendapatkan perkiraan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 3,365 per saham, yang mencerminkan PBV 2,2 kali.
“Asumsi ini bisa terjadi jika BBRI benar-benar menerbitkan maksimal 28,7 miliar saham. Jika jumlah HMETD lebih sedikit, harga pelaksanaan rights issue akan naik,” tulis Handiman, Hariyanto, dan Rizkia dalam riset, Kamis (17/6).
Sehingga, Mirae mengestimasikan total dana yang akan dihimpun oleh BBRI dari aksi korporasi ini mencapai Rp 96,5 triliun.
Okie mengatakan, tentunya pemegang saham perlu melihat rasio dan nominal guna memutuskan untuk melakukan eksekusi haknya atau tidak. Hal ini mengacu pada harga teoritis setelah aksi korporasi tersebut.
Baca Juga: Bisnis membaik, Trans Power Marine (TPMA) kerek target kinerja di tahun 2021
Saat ini Pilarmas Investindo masih mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan menggunakan target harga lama, yaitu di Rp 5.080. “Setelah rights issue, pasti akan ada adjustment,” tutup dia.
Sementara itu, Mirae Asset menurunkan rekomendasi terhadap saham BBRI menjadi trading buy, dengan target harga Rp 4.450, yang mencerminkan potensi efek dilusi dari rights issue.
Risiko dari rekomendasi ini meliputi lonjakan kasus Covid-19 yang mengarah pada perpanjangan pembatasan kegiatan ekonomi, memburuknya kualitas aset, serta potensi dilusi dari rencana rights issue.
Selanjutnya: Perusahaan Pengelola Aset (PPA) resmi genggam 14,29% saham Indosat (ISAT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News