kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.925   -50,00   -0,31%
  • IDX 7.297   -16,91   -0,23%
  • KOMPAS100 1.119   -2,82   -0,25%
  • LQ45 887   -4,66   -0,52%
  • ISSI 223   0,53   0,24%
  • IDX30 455   -3,21   -0,70%
  • IDXHIDIV20 550   -3,09   -0,56%
  • IDX80 128   -0,46   -0,36%
  • IDXV30 137   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 151   -1,01   -0,67%

Ini proyeksi harga pelaksanaan rights issue BRI (BBRI) dari analis


Jumat, 18 Juni 2021 / 08:05 WIB
Ini proyeksi harga pelaksanaan rights issue BRI (BBRI) dari analis


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan dalam rangka pembentukan holding ultra mikro yang melibatkan perseroan dengan pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM.

Bank pelat merah ini akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Itu setara sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

BBRI akan mengimbreng sebanyak 6,24 juta saham seri B atau mewakili 99,9% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian. BBRI juga menginbrengkan 3,79 juta saham seri B atau mewakili 99,9% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM.

Baca Juga: Bisnis hilirisasi jadi katalis positif, ini rekomendasi Samuel Sekuritas untuk PTBA

Melalui rencana inbreng, BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada Pegadaian dan PNM. Dengan kepemilikan saham mayoritas tersebut, laporan keuangan Pegadaian dan PNM akan terkondolidasikan dengan laporan keuangan  BBRI. Hal ini akan meningkatkan pendapatan konsolidasian di masa mendatang.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai, jika melihat strategi dari right issue tersebut, maka rencana ini dinilai dapat berdampak baik bagi jangka panjang. Hal tersebut mengacu pada kekuatan BBRI pada segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dinilai menjadi lebih kuat setelah pembentukan holding tersebut.

“Selain aset yang mengalami kenaikan, likuiditas saham dari BBRI juga berpotensi lebih menarik untuk diperdagangkan bagi investor ke depannya,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (17/6).

Okie bilang, penentuan harga pelaksanaan dari right issue tersebut tentu akan menunggu valuasi dari PNM dan juga Pegadaian. Namun, jika mengacu pada harga rata-rata 90 hari dan nilai buku dari BBRI, Okie memproyeksikan rights issue tersebut berada pada 1,5 hingga 2 kali nilai buku, atau berada pada harga Rp 2.400-Rp 3.220.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) bagikan dividen Rp 54 miliar, catat jadwalnya

Okie melihat, harga BBRI terdapat kecenderungan  untuk menurun, melihat harga pelaksanaan rights issue yang berpotensi berada di bawah harga pasar.

Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia yakni Handiman Soetoyo, Hariyanto Wijaya, dan Rizkia Darmawan mengatakan, menurut penilai independen, ekuitas Pegadaian per Maret 2021 sebesar Rp 25,5 triliun yang jika divaluasikan sebesar Rp48,7 triliun, atau memiliki price to book value (PBV) 1,9 kali.

Sedangkan PMN memiliki ekuitas Rp 5,8 triliun yang divaluasikan sebesar Rp 6,1 triliun atau dengan PBV 1,1 kali. Secara keseluruhan, kedua perusahaan tersebut bernilai Rp 54,8 triliun, menyiratkan PBV campuran sebesar 1,7 kali.

 

Dengan memasukkan nilai Rp 54,8 triliun terhadap 56,75% saham milik pemerintah di BBRI, Mirae Asset mendapatkan perkiraan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 3,365 per saham, yang mencerminkan PBV  2,2 kali.

“Asumsi ini bisa terjadi jika BBRI benar-benar menerbitkan maksimal 28,7 miliar saham. Jika jumlah HMETD lebih sedikit, harga pelaksanaan rights issue akan naik,” tulis Handiman, Hariyanto, dan Rizkia dalam riset, Kamis (17/6).

Sehingga, Mirae mengestimasikan total dana yang akan dihimpun oleh BBRI dari aksi korporasi ini mencapai  Rp 96,5 triliun.

Okie mengatakan, tentunya pemegang saham perlu melihat rasio dan nominal guna memutuskan untuk melakukan eksekusi haknya atau tidak. Hal ini mengacu pada harga teoritis setelah aksi korporasi tersebut.

Baca Juga: Bisnis membaik, Trans Power Marine (TPMA) kerek target kinerja di tahun 2021

Saat ini Pilarmas Investindo masih mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan menggunakan target harga lama, yaitu di Rp 5.080. “Setelah rights issue, pasti akan ada adjustment,” tutup dia.

Sementara itu, Mirae Asset menurunkan rekomendasi terhadap saham BBRI menjadi trading buy, dengan target harga Rp 4.450, yang mencerminkan potensi efek dilusi dari rights issue.

Risiko  dari rekomendasi ini meliputi lonjakan kasus Covid-19 yang mengarah pada perpanjangan pembatasan kegiatan ekonomi, memburuknya kualitas aset, serta  potensi dilusi dari rencana rights issue.

Selanjutnya: Perusahaan Pengelola Aset (PPA) resmi genggam 14,29% saham Indosat (ISAT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Banking and Credit Analysis Working with GenAI : Promising Use Cases

[X]
×