kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   0,00   0,00%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Ini penyebab rupiah menguat tipis menurut analis


Selasa, 19 Februari 2019 / 20:53 WIB
Ini penyebab rupiah menguat tipis menurut analis


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat tipis pada perdagangan Selasa (19/2). Mengutip Bloomberg, pada Selasa (19/2) rupiah menguat 0,03% menjadi Rp 14.103 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,11% menjadi Rp 14.119 per dollar AS dibanding penutupan kemarin di Rp 14.106 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai rupiah menguat tipis karena sentimen perang dagang AS dan China yang masih belum mencapai titik temu meski ada optimisme bakal berakhir damai.

“Perang dagang dampaknya cukup krusial sebab memengaruhi ekonomi dunia,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2). 

Ia menambahkan hari ini rupiah menguat juga didorong pemerintah AS yang masih libur terkait perayaan hari presiden dan indeks dollar AS melemah.

Sentimen juga datang dari Brexit. Inggris dan pejabat Uni Eropa (UE) sedang bekerja untuk merevisi naskah dari kesepakatan Brexit yang sebelumnya sudah ditolak oleh parlemen Inggris. Menteri Brexit Stephen Barclay bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan hal tersebut.

Pada hari Rabu (20/2), Barclay akan kembali ke Bruseels untuk mendiskusikan kata-kata baru yang akan digunakan dalam naskah Brexit terkait dengan klausul backstop. Sebelumnya, klausul backstop memang merupakan biang keladi dari ditolaknya proposal Brexit.

“Pada intinya, backstop merupakan klausul yang akan diimplementasikan jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang,” kata Ibrahim. 
Gonjang-ganjing inilah yang pada akhirnya menguntungkan mata uang emerging market tak terkecuali rupiah.

Namun, mata uang Garuda masih bisa terkoreksi karena harga minyak global kini sedang naik. Sehingga ini sewaktu-waktu bisa mengancam rupiah kalau terus naik.

Jika harga minyak dunia naik maka akan berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia. Yang memicu kenaikkan biaya impor komoditas tersebut.

Asal tahu saja difisit perdagangan bulan lalu mencapai US$ 1,16 miliar. Kata Ibrahim tak menutup kemungkinan bila impor minyak membengkak defisit bisa sampai ke US$ 1,2 miliar.

Ibrahim memprediksi besok (20/2) rupiah akan bergerak di level Rp 14.078- Rp 14.145 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×