Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali terapresiasi. Mengutip Bloomberg pada Selasa (19/2), rupiah di pasar spot menguat 0,03% menjadi Rp 14.103 per dollar Amerika Serikat (AS).
Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,11% menjadi Rp14.119 per dollar AS dibanding penutupan kemarin di Rp 14.106 per dollar AS.
Ekonom Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengungkapkan utamanya rupiah terapresiasi karena Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RGB) pada Rabu (20/2).
“Kami masih percaya BI masih menahan suku bunga acuannya (BI 7-DRR) di level 6%,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2). Ia menambahkan bahwa prediksinya sejalan dengan langkah The Fed yang cenderung dovish.
Saat ini suku bunga The Fed berada di level 2,25%-2,5%, belum ada sinyal-sinyal dari negara Paman Sam untuk menaikkannya. Makanya Reny melihat selama The Fed Dovish tidak ada alasan BI menaikkan suku bunga.
Sentimen pun datang dari eksternal yakni pasca testimoni bank central Jepang yang tidak menginginkan yen terlalu tajam menguat terhadap dollar AS. Inilah yang akhirnya membuat pelaku pasar pindah haluan ke safe-haven lainnya.
Reny mengamati kali ini dollar AS kalah dari euro dan poundsterling. Sebab, rilis data AS pekan lalu negatif. Ditambah hari ini AS tengah libur memperingati hari presiden.
Brexit masih berlanjut sampai dengan hari ini. Tetapi, secara flukluasi ketika mata uang tersebut tumbuh atau melemah masih unggul daripada dollar AS.
“Selain ke safe-haven pasar juga tentunya pindah ke mata uang emerging market salah satunya rupiah,” kata Reny.
Apalagi sampai akhir bulan ini belum ada jadwal rilis data BI yang signifikan diprediksi mengoreksi kurs rupiah.
Sementara pada perdagangan Rabu (20/2), ia memprediksi rupiah masih berpotensi menguat. Adapun ia meramal rupiah akan bergerak di kisaran harga Rp 14.060-Rp 14.135 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News