kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab anjloknya kinerja indeks sektor manufaktur sejak awal tahun


Minggu, 22 Desember 2019 / 17:46 WIB
Ini penyebab anjloknya kinerja indeks sektor manufaktur sejak awal tahun


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor manufaktur (manufacturing) belum mampu menunjukkan kinerja yang prima. Indeks yang berisi emiten-emiten pengolah bahan baku menjadi barang jadi/setengah jadi ini telah terkoreksi 9,33% secara year-to-date (ytd).

Untuk diketahui, indeks sektor manufaktur terdiri atas tiga sektor utama yakni sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan sektor barang konsumsi.

Beberapa saham penghuni indeks ini juga menunjukkan pergerakan yang kurang prima. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, telah melemah 8,31% sejak awal tahun. Saham PT Astra International Tbk (ASII) juga telah terkoreksi 15,81% secara YTD.

Selain itu, saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) juga tergerus 27,37% sejak awal tahun. Tidak ketinggalan, dua saham emiten rokok terbesar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga telah merosot masing-masing 36,50% dan 43,40% sejak awal tahun.

Analis NH Korindo Meilky Darmawan menilai, amblesnya kinerja indeks manufaktur disebabkan oleh permintaan untuk barang produksi di dalam negeri yang menurun. Selain itu, penjualan ekspor pada semester I-2019 juga fluktuatif.

Bahkan, ketika memasuki Semester II-2019 kinerja ekspor turun tajam pada bulan Oktober 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor bulan Oktober 2019 memang mengalami kenaikan 5,92% secara month-on-month (mom) menjadi US$ 14,93 miliar.

Akan tetapi, capaian ini menurun 6,13% bila dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Oktober 2018 yang mencapai US$ 15,8 miliar.

Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, salah satu penyebab buruknya kinerja indeks sektor manufaktur adalah dua saham emiten rokok yakni GGRM dan HMSP. Sebab, kedua emiten ini menyumbang bobot yang cukup besar terhadap indeks.

Turunnya harga saham UNVR dan saham PT Indofarma Tbk (INAF) juga turut menjadi biang keladi anjloknya kinerja indeks sektor manufaktur.

Khusus untuk HMSP dan GGRM, selain akibat sentimen kenaikan cukai rokok tahun depan, harga keduanya juga turun akibat adanya penyesuaian bobot terhadap IHSG.

“Alasan yang lebih signfikan adalah perubahan bobot emiten tersebut terhadap IHSG karena memperhitungkan floating atau formula baru. Sehingga, ada pengurangan dari bobot portofolio para fund manajer,” terang Aria,  Minggu (22/12).

Selain itu, Aria menilai lesunya penjualan kendaraan dalam negeri juga turut melemahkan kinerja indeks ini.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama Januari-November 2019, penjualan mobil nasional mencapai 940.362 unit atau turun 11,57% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,06 juta unit mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×