Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor manufaktur (manufacturing) belum mampu menunjukkan kinerja yang prima. Indeks yang berisi emiten-emiten pengolah bahan baku menjadi barang jadi/setengah jadi ini telah terkoreksi 9,33% secara year-to-date (ytd).
Untuk diketahui, indeks sektor manufaktur terdiri atas tiga sektor utama yakni sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan sektor barang konsumsi.
Beberapa saham penghuni indeks ini juga menunjukkan pergerakan yang kurang prima. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya, telah melemah 8,31% sejak awal tahun. Saham PT Astra International Tbk (ASII) juga telah terkoreksi 15,81% secara YTD.
Selain itu, saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) juga tergerus 27,37% sejak awal tahun. Tidak ketinggalan, dua saham emiten rokok terbesar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga telah merosot masing-masing 36,50% dan 43,40% sejak awal tahun.
Analis NH Korindo Meilky Darmawan menilai, amblesnya kinerja indeks manufaktur disebabkan oleh permintaan untuk barang produksi di dalam negeri yang menurun. Selain itu, penjualan ekspor pada semester I-2019 juga fluktuatif.
Bahkan, ketika memasuki Semester II-2019 kinerja ekspor turun tajam pada bulan Oktober 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor bulan Oktober 2019 memang mengalami kenaikan 5,92% secara month-on-month (mom) menjadi US$ 14,93 miliar.
Akan tetapi, capaian ini menurun 6,13% bila dibandingkan dengan realisasi ekspor pada Oktober 2018 yang mencapai US$ 15,8 miliar.