Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, salah satu penyebab buruknya kinerja indeks sektor manufaktur adalah dua saham emiten rokok yakni GGRM dan HMSP. Sebab, kedua emiten ini menyumbang bobot yang cukup besar terhadap indeks.
Turunnya harga saham UNVR dan saham PT Indofarma Tbk (INAF) juga turut menjadi biang keladi anjloknya kinerja indeks sektor manufaktur.
Khusus untuk HMSP dan GGRM, selain akibat sentimen kenaikan cukai rokok tahun depan, harga keduanya juga turun akibat adanya penyesuaian bobot terhadap IHSG.
“Alasan yang lebih signfikan adalah perubahan bobot emiten tersebut terhadap IHSG karena memperhitungkan floating atau formula baru. Sehingga, ada pengurangan dari bobot portofolio para fund manajer,” terang Aria, Minggu (22/12).
Selain itu, Aria menilai lesunya penjualan kendaraan dalam negeri juga turut melemahkan kinerja indeks ini.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama Januari-November 2019, penjualan mobil nasional mencapai 940.362 unit atau turun 11,57% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,06 juta unit mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News