kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,16   6,41   0.71%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan Jababeka (KIJA) soal kinerja 2019 yang kurang memuaskan


Rabu, 22 April 2020 / 14:51 WIB
Ini penjelasan Jababeka (KIJA) soal kinerja 2019 yang kurang memuaskan
ILUSTRASI. Properti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) di Cikarang, Jawa Barat.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Jababeka Tbk (KIJA) di tahun 2019 kurang mantap. Perusahaan properti ini membukukan penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,25 triliun, turun 17% dibandingkan tahun 2018.

"Pendapatan dari pilar bisnis land development & property menurun menjadi Rp 873,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,03 triliun," kata Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda kepada Kontan.co.id, Rabu (22/4). 

Penurunan terutama disebabkan oleh penjualan perkantoran dan ruko yang turun dari Rp 320,9 miliar menjadi Rp 113,2 miliar pada tahun 2019, sehingga penjualan produk yang bernilai jual tinggi pada tahun 2019 lebih sedikit dibandingkan tahun 2018.

Baca Juga: Meski pendapatan turun, Kawasan Industri Jababeka (KIJA) catat laba naik di 2019

Pendapatan dari jasa infrastruktur juga susut 18% dari Rp 1,57 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 1,29 triliun di tahun 2019. Penyebabnya datang dari penurunan pendapatan dari pembangkit listrik sebesar 25% akibat dari jangka waktu reserve shutdown yang berlangsung lebih lama di tahun 2019.

Selain itu, adanya perbaikan besar (major overhaul) dari salah satu gas turbin di tahun 2019. Sehingga gas turbin tersebut tidak beroperasi selama empat minggu, yang mana hal ini tidak terjadi di tahun 2018. 

Pendapatan dari pilar infrastruktur lainnya yaitu air, air limbah dan estate dan dry port secara gabungan menjadi Rp 459,5 miliar, turun 2% dibandingkan dibandingkan tahun sebelumnya.

Sektor leisure & hospitality KIJA membukukan penurunan pendapatan sebesar 23% menjadi Rp 88,7 miliar di tahun 2019. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan sebesar 63% dari kontribusi pendapatan tanah dan vila dari Tanjung Lesung, yang mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan setelah bencana tsunami yang melanda pesisir barat Banten pada akhir tahun 2018.

Pendapatan berulang (recurring income) dari pilar infrastruktur memberikan kontribusi 57% dari total pendapatan selama tahun 2019, dibandingkan dengan 58% tahun 2018.

Alhasil, laba kotor KIJA pun anjlok 82% menjadi Rp 843,5 miliar pada tahun 2019. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi di 2019 tercatat sebesar 37,4%, menurun dibandingkan dengan 43,5% pada tahun 2018. 

Baca Juga: Ini strategi Jababeka (KIJA) hadapi tekanan imbas wabah corona

Penurunan marjin laba kotor ini terutama disebabkan perubahan bauran produk (product mix) pada sektor land development & property, yang menunjukkan marjin laba kotor menurun dari 69%  menjadi 58% di tahun 2019. Ini sebagai hasil kontribusi dari lebih banyak penjualan dari produk yang bernilai lebih rendah di tahun 2019 dibanding produk yang terjual di tahun 2018. 

Marjin laba kotor sektor infrastruktur dan leisure & hospitality juga masing-masing turun dari 27% menjadi 25% dan 34% menjadi 21%.

Namun demikian, KIJA masih mencatat kenaikan laba bersih dari Rp 67,1 miliar di 2018 menjadi Rp 141,1 miliar pada tahun 2019. 

Alasan utama peningkatan ini adalah karena dampak pergerakan selisih kurs yang tercatat tahun 2019 sehingga dibukukan laba selisih kurs hingga Rp 168,3 miliar, dibandingkan rugi selisih kurs sebesar Rp 247,9 miliar yang tercatat pada tahun 2018. 

Keuntungan/kerugian selisih kurs neto tersebut terutama merupakan jumlah bersih (netto) dari keuntungan/kerugian selisih kurs dan keuntungan/kerugian dari kontrak lindung nilai (hedging).

Di sisi lain, KIJA juga berhasil mencatat penjualan real estat secara marketing (marketing sales) Rp 1,66 triliun pada tahun 2019, melesat 23% jika dibandingkan dengan Rp 1,36 triliun pada tahun 2018.  

Dengan pencapaian ini, maka realisasi marketing sales telah melampaui target KIJA 2019 sebesar Rp 1,6 triliun. Marketing sales di Cikarang memberikan kontribusi sebesar 47,4%, sedangkan dari Kendal dan lainnya masing-masing sebesar 44,2% dan 8,4%. Sehubungan dengan ketidakpastian ekonomi akibat dari pandemic Covid 19 di seluruh dunia, KIJA masih mereview untuk target 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×