kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kata analis soal sejumlah emiten yang berpotensi delisting


Rabu, 22 Januari 2020 / 20:35 WIB
Ini kata analis soal sejumlah emiten yang berpotensi delisting
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pancatatan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (13/1). Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melanjutkan bersih-bersih terhadap emiten yang bermasalah./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/01/2020


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, investor yang sudah kadung nyangkut pada saham-saham tersebut masih memiliki kesempatan untuk memperdagangkan saham di pasar negosiasi. Walau begitu, potensi penyerapan saham-saham yang diperdagangkan pasar negosiasi ini terbilang kecil.

Yang pasti, ia menganjurkan supaya investor lebih hati-hati dalam memilih saham yang akan dibeli. Kedua, investor juga bisa menghindari saham-saham dengan tingkat likuiditas yang rendah.

Kemudian, investor harus memahami kondisi fundamental dan prospek dalam jangka panjangnya. Ia juga merekomendasikan investor untuk membeli saham-saham unggulan atau blue chips. “Saham-saham seperti GGRM, UNTR, mereka (investor) tidak perlu khawatir karena dari likuiditas juga tinggi,” ujarnya pada Kontan, Rabu (22/1).

Hal senada juga disampaikan oleh Analis MNC Sekuritas Jessica Sukimaja. Sebelum nyangkut ke saham-saham yang berpotensi delisting, ia menghimbau agar investor lebih memahami bahwa dalam berinvestasi khususnya investasi saham memang memiliki risiko.

Baca Juga: Dirut dan pengendali jual 30% saham Indonesia Fibreboard (IFII)

Oleh sebab itu, sambungnya, investor harus lebih cermat dalam memilih saham yang ingin dibeli. “Bisa dilihat dari kondisi atau kinerja perusahaannya yang dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut,” katanya.

Ia menambahkan, investor juga bisa memantau saham-saham bermasalah melalui papan informasi dan notasi yang telah disediakan oleh BEI.

Pasalnya, meski investor mempunyai kesempatan menjual saham di pasar nego, akan tetapi tak menjamin bakal terserap seluruhnya. Kalaupun ada yang tertarik membeli, biasanya harga saham ini bakal terjun bebas.

“Untuk besaran potensi dibeli investor lain itu tergantung dengan kondisi perusahaannya juga. Apakah perusahaan masih bisa survive atau enggak, kalau mungkin masih bisa survive ada potensi investor lain mau beli,” paparnya.

Baca Juga: BEI akan delisting saham Leo Investments (ITTG) Kamis (23/1) besok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×