kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Mata Uang Asia Diproyeksi Tetap Kuat di Tengah Pelemahan Dolar AS


Kamis, 03 Juli 2025 / 17:37 WIB
Mata Uang Asia Diproyeksi Tetap Kuat di Tengah Pelemahan Dolar AS
ILUSTRASI. Ilustrasi ini diambil di Paris dan menunjukkan 100 dolar AS dan euro banknotes pada 16 Desember 2025. Nilai tukar sejumlah mata uang Asia terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring tren pelemahan dolar AS.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Asia diproyeksi tetap menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Berdasarkan data Bloomberg per Kamis (3/7) hingga pukul 07.41 WIB, dolar Taiwan (TWD) menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia 3,27% terhadap dolar AS secara bulanan. Selanjutnya won Korea 1,55% dan dolar Singapura 1,33%. 

Ringgit Malaysia terpantau naik 0,65%, yuan China 0,5%, dan yen Jepang 0,33%. Adapun dolar AS dalam tren melemah, indeks dolar pagi ini di level 96,69. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin menjelaskan, dalam satu bulan terakhir pergerakan indeks dolar (DXY) melemah terhadap mata uang utama dunia, termasuk mata uang di kawasan Asia.

Hal ini ditenggarai makin santernya prospek suku bunga The Fed di akhir tahun 2025. 

Baca Juga: Pelemahan Dolar AS Buka Peluang, Reksadana Offshore Tetap Menarik di Kuartal II-2025

Serta serangkaian data ekonomi Amerika yang menunjukkan perlambatan seperti angka pertumbuhan tenaga kerja yang belakangan ini mulai melambat. Di samping mempertimbangkan angka inflasi.

"Selain itu, kondisi global pun mendukung lemahnya seperti pelepasan aset safe haven pada dolar, ketika situasi global dari sebuah risiko mulai mereda dari geopolitik, tarif impor yang mulai tenggat waktu kesepakatan antara mitra dagang Amerika. Dan membaiknya beberapa katalis negara terkait," ujar Nanang kepada Kontan, Kamis (3/7).

Nanang mengatakan, untuk mata uang utama di kawasan Asia, seperti USDTWD menuju penguatan dalam 3 bulan terakhir. Dari level 33.292 per dolar, kini berada pada 28.868, telah menguat 10%, dimana bulan ini berjalan telah naik 1%. 

Kuatnya inflow ke pasar saham Taiwan turut memberi dukungan penguatan. Terlebih lagi Taiwan sebagai pusat industri semiconduktor global. Faktor negatif mungkin datang dari ketegangan ekonomi dengan China.

Baca Juga: Harga Emas Rebound, Didukung Pelemahan Dolar AS

"Peluang penguatan hingga area 27.500 per dolar, kemungkinan di akhir tahun akan bertahan pada range 28.000 - 30.000," ucap Nanang.

Sementara itu, USDSGD memasuki penguatan dalam 5 bulan secara beruntun terhadap dolar.

Nilai tukar SGD yang stabil dan defensif dengan topangan kebijakan moneter berbasis nilai tukar (MAS = Monetary Authority of Singapore). Terlebih lagi, mata uang ini sebagai mata uang safe haven di kawasan regional. 

"Potensi penguatan lanjutan menguji area 1.19 - 1.23 sangat terbuka, ketika pelemahan dolar berlanjut seiring kebijakan pelonggaran The Fed di akhir tahun ini," terang Nanang.

Lalu, Nanang memproyeksikan, mata uang gingseng USDKRW diperkirakan masih akan berfluktuasi menguat di tengah peningkatan permintaan teknologi semikonduktor perangkat lunak. Inflow pun masih gencar terjadi. 

Won telah menguat selama 3 bulan sebesar -8.27% di posisi 1353,44, dimana awal bulan ini sedikit terkoreksi +0.41% di posisi 1.358,98. 

Baca Juga: Harga Emas Menguat, Terdorong Pelemahan Dolar dan Perundingan AS-China

"Potensi penguatan lanjutan masih terbuka, terlebih harga sudah menembus support dari sisi teknikal. Ruang penguatan lanjutan di akhir tahun menuju 1320.00," kata Nanang.

Berikutnya, Yuan China USDCNY tengah menuju penguatan dalam 3 bulan, di mana dua bulan sebelumnya telah menguat -1.47% per dolar pada 7.1631, terlihat stabil dibandingkan dengan yang lain. 

Stabilnya yuan tidak lepas karena intervensi PBoC dan ekspektasi stimulus, baik stimulus fiskal dan moneter menjadi penopang untuk bangkitnya pertumbuhan ekonomi. 

Karena diketahui China tengah berjuang dari lesunya ekonomi dan masalah properti serta utang lokal. 

"Yuan diperkirakan akan mempertahankan area 7.000, bila pun penembusan akan menguji area 6.700. Sedangkan area atas akan bertahan pada 7.300," imbuh Nanang.

Selanjutnya, Nanang mengatakan, Yen Jepang USDJPY, tahun ini mencoba recovery pasca tekanan yang dialami sebelumnya.

Dimana yen sempat tertekan melemah dalam 30 tahun di 161 per dolar. Kini kampanyee pengetatan yang digencarkan BOJ berhasil mengantarkan penguatan yen hingga 140 - 145 per dolar. 

Baca Juga: Maksimalkan Efek Pelemahan Dolar AS terhadap Rupiah, Analis Imbau Faktor Domestik

"Potensi penguatan lanjutan di semester kedua tahun ini menuju 138 - 143. Seiring pelemahan dolar dan ruang kenaikan atau pun intervensi verbal dan flaktual oleh otoritas Jepang," tutur Nanang.

Menurut Nanang, untuk jangka pendek, mata uang yang paling menarik adalah TWD & KRW, dimana sisi fundamental yang cukup kuat terlebih lagi pasar ekspor dan tenaga kerja, serta inflow yang gencar membuat mata uang tersebut berakhir menguat tahun ini.

"Sementara untuk medium term, Yuan dan Yen menjadi pilihan karena arah kebijakan masing-masing bank sentral dapat menopang penguatan mata uang terkait," pungkas Nanang.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×