kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Ini Daya Tarik Bursa Saham Indonesia Dibandingkan Emerging Markets Lain


Kamis, 19 Mei 2022 / 20:27 WIB
Ini Daya Tarik Bursa Saham Indonesia Dibandingkan Emerging Markets Lain
ILUSTRASI. Dibandingkan dengan rata-rata valuasi emerging Asia di level PE 16,04x, maka valuasi saham Indonesia lebih sedikit tinggi.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu negara emerging markets, pasar saham Indonesia dinilai memiliki daya pikatnya tersendiri yang bisa menarik investor asing di bursa modal walaupun memiliki valuasi yang tinggi. Adapun berdasarkan data Bloomberg, PE Indonesia 16,77x.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus menilai jika dibandingkan dengan rata-rata valuasi negara berkembang Asia yang berada di level PE 16,04x maka valuasi saham Indonesia lebih sedikit tinggi.

Meksi begitu, Nico menilai mahalnya valuasi ini dinilai merupakan hal yang wajar karena Indonesia memiliki kelebihan dalam hal menarik investasi, baik secara fundamental yang semakin solid dan kuat dari sisi fiskal. Namun, hal yang terpenting menurutnya adalah Indonesia belajar untuk bisa mengendalikan Covid-19.

"Dengan semua sentimen positif tersebut, wajar rasanya kalau Indonesia berada di atas valuasi negara berkembang lainnya," papar Nico kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5).

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Antara Profit Taking dan Penguatan Terbatas

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2022 sudah tumbuh 5,01% secara tahunan. Adapun pertumbuhan ini seiringan dengan adanya pemulihan ekonomi masyarakat.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana menyebutkan Indonesia menjadi yang paling mahal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. "Hal ini wajar karena recovery yang terjadi di Indonesia bisa dikatakan cepat jika dibandingkan dengan tiga negara tersebut," papar Raditya.

Nico menambahkan hal lain yang bisa menggaet investor asing dari komoditas unggulan Indonesia yang sedang dalam tren kenaikan, kebijakan fiskal berjalan yang kian sehat, tren perputaran bisnis yang membaik serta rilis laporan keuangan emiten yang juga dilaporkan membaik.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Melanjutkan Penguatan pada Jumat (20/5)

"Tidak semua negara mendapatkan sentimen positif seperti ini dan Indonesia berhasil selangkah lebih maju. Tentu saja, wajar rasanya kalau valuasi IHSG lebih mahal, tapi memberikan potensi di masa yang akan datang," imbuh Nico.

Sedangkan, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M. mengatakan kekhawatiran bisa datang dari pergerakan rupiah, walaupun relatif stabil dia menilai rupiah sudah mulai melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×