kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dampak pembatasan sosial yang dialami Agung Podomoro Land (APLN)


Jumat, 29 Mei 2020 / 15:22 WIB
Ini dampak pembatasan sosial yang dialami Agung Podomoro Land (APLN)
ILUSTRASI. Agung Podomoro Land (APLN) menyebut Covid-19 membuat pendapatan dan laba bersih di kuartal I-2020 bakal tergerus.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menyebut wabah corona (Covid-19) membuat pendapatan dan laba bersih di kuartal I-2020 bakal tergerus sekitar 51%-75% bila dibandingkan kuartal I-2019. Di kuartal satu tahun lalu, APLN memperoleh pendapatan Rp 754,03 miliar dengan laba bersih Rp 162,61 miliar.

Sekretaris Perusahaan APLN Justini Omas dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/5) menyebutkan, tekanan tersebut sejalan dengan pembatasan kegiatan operasional kantor, baik dalam hal kerja maupun jumlah karyawan yang bekerja di kantor. Bisnis APLN di bidang pusat perbelanjaan maupun pengembangan properti turut terdampak.

Mal milik APLN telah memberlakukan pembatasan jam operasional dan membatasi tenant yang buka hanya supermarket, apotek, ATM dan restoran hanya untuk take away dan delivery. Antara lain di Mall Central Park, Mall Neo Soho, Mall Kuningan City, Mall Baywalk, Mall Emporium Pluit dan Senayan City. Perkantoran yang jadi satu gedung dengan mall juga dibatasi jumlah karyawannya.

Baca Juga: Tanggapan Agung Podomoro setelah Jokowi restui pembangunan 4 pulau reklamasi

Pusat belanja di proyek Podomoro City Deli Medan dan Orchard Park Batam juga terdampak pembatasan operasional.

Trade Mall (TM) milik APLN juga turut melakukan pembatasan, seperti TM Plaza Kenari Mas, TM Harco Glodok, dan TM LTC Glodok. Kegiatan pembangunan di TM Harco Glodok juga terbatas pada jumlah dan jam kerja pekerja serta jarak antar pekerja di area kerja. Hal ini berdampak pada penyelesaian proyek dan adanya kendala pada proses komunikasi dengan para mitra kerja membuat proses administrasi lebih lambat.

Kemudian pada PT Tatar Kertabumi yang akan mengembangkan proyek Taruma City berlokasi di Karawang, Jakarta Barat terdapat pembatasan operasional kantor pada semua bagian baik dalam hal kerja maupun jumlah karyawan yang bekerja di kantor.

PT Graha Tunas Selaras, pengembang proyek Podomoro Golf View juga merasakan kendala keterbatasan untuk koordinasi dengan mitra kerja, juga ada penurunan efisiensi dan efektivitas pekerjaan pembangunan karena ketersediaan tenaga kerja lapangan dan material pembangunan oleh kontraktor serta supplier. Di Graha Tunas Selaras juga ada pembatasan jumlah karyawan yang bekerja di kantor dan kegiatan promosi penjualan dibatasi melalui online.

Kegiatan konstruksi proyek di Podomoro Park Bandung, Grand Central Bandung, dan Podomoro City Deli Medan juga mengalami hambatan.

Baca Juga: Penjualan apartemen turun, pendapatan dan laba Agung Podomoro (APLN) tertekan di 2019

Sementara itu, pada proyek Vimalla Hills, Hotel Pullman tetap beroperasi dengan tingkat okupansi yang sangat rendah. Hotel Harris dan POP! di Festoval CityLink Bandung Jawa Barat terpaksa berhenti beroperasi sejak 1 Maret 2020.

Justini menambahkan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pemenuhan kewajiban bunga yang sudah diselesaikan senilai Rp 135 miliar.

Beberapa inisiatif ditempuh APLN untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak pandemi Covid-19. Antara lain, efisiensi biaya kepegawaian dengan menentukan kebijakan tidak melakukan penerimaan karyawan baru, tidak memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu karyawan yang berakhir, menghentikan program magang, menunda kenaikan pangkat/jabatan dan mutasi karyawan antar unit usaha dan membatasi jam kerja sehingga tidak ada lembur.

Kemudian, tidak menaikkan upah pokok dan tunjangan-tunjangan pada tahun 2020, tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat perayaan atau seremoni, mengutamakan internal training, pengurangan gaji karyawan mulai bulan April 2020 untuk level tertentu, dan bulan Mei 2020 untuk seluruh karyawan yang akan dievaluasi menyesuaikan dengan perkembangan. APLN menyampaikan sebanyak 1.816 karyawan terdampak status lainnya seperti pemotongan gaji.

APLN juga melakukan efisiensi biaya marketing dan promosi antara lain dengan meniadakan acara-acara yang bersifat keramaian dan mengurangi biaya promosi atau iklan penjualan serta seluruh direktorat dan unit usaha wajib melakukan efisiensi biaya di berbagai bidang.

Baca Juga: Ini penyebab pendapatan Agung Podomoro Land (APLN) turun di 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×