Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Euro tertekan melawan sejumlah mata uang utama dunia. Data inflasi yang mengecewakan memicu mata uang Eropa ini loyo.
Mengutip Bloomberg, Senin (24/2) pukul 19.45 WIB, pasangan EUR/GBP turun 0,22% dibanding hari sebelumnya menjadi 0,8249. Lalu, pairing EUR/USD juga tergerus 0,15% menjadi 1,3725. Euro juga melemah 0,19% versus JPY menjadi 140,630.
Kantor Statistik Uni Eropa melansir, inflasi Eropa pada Januari 2014 minus 1,1%, atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, yakni 0,3%. Rendahnya inflasi menimbulkan kekhawatiran terjadi deflasi.
Meski demikian, pelemahan euro tidak dalam, berkat upaya Bank Sentral Eropa (ECB) meredam kekhawatiran pasar. “Kami tidak melihat apa yang didefinisikan sebagai deflasi. Kami sadar risiko, dan siap mengambil tindakan untuk meminimalisir risiko,” kata Mario Draghi, Presiden ECB, seperti dikutip Bloomberg.
Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono melihat, pasangan EUR/GBP masih berpotensi menguat, karena didukung data iklim bisnis Jerman per Februari yang positif 111,3. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Desember, yakni 110,6. Di sisi lain, data Inggris pun kurang menggembirakan. Penyaluran kredit kepada warga di Inggris menurun.
Sementara, analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy menilai, fundamental Eropa cukup baik, sehingga masih bisa memberikan sentimen positif bagi EUR.
Sedangkan, di AS musim dingin dikhawatirkan mengganggu kegiatan produksi dan distribusi. Ini memunculkan spekulasi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2014 akan melambat.
Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Megagrowth Futures mengatakan, meski EUR/JPY saat ini melemah, namun masih dapat berbalik menguat. Pasalnya, Bank sentral Jepang (BoJ) masih terus menambah stimulus. Ini akan melemahkan yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News