Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alexander Rusli memutuskan mengundurkan diri dari posisi Direktur Utama PT Indosat Tbk (ISAT), sejak akhir September lalu. Pelaku pasar melihat, pergantian kepemimpinan tidak akan mempengaruhi kebijakan ISAT secara umum.
Analis menilai, strategi emiten telekomunikasi ini tidak akan banyak berubah. ISAT akan tetap menggelar ekspansi usaha ke Luar Jawa.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Dustin menyatakan, ISAT belum memberikan indikasi akan mengubah strategi di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat. "Strategi ISAT saat ini masih dengan cara mempertahankan harga yang murah dan ekspansi ke Luar Jawa," kata dia saat dihubungi KONTAN, kemarin.
Pesaing utama ISAT adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), operator yang sama-sama menawarkan paket data murah. Giovanni menyebutkan, rencana ISAT menaikkan harga paket data kemungkinan baru terjadi pada semester kedua tahun depan.
Analis Indo Premier Sekuritas, Chandra Pasaribu berpendapat, prospek bisnis ISAT bakal semakin membaik apabila emiten ini semakin mencengkeram pasar Luar Jawa. "Jika Indosat meningkatkan ekspansi di luar Jawa sambil menawarkan harga kompetitif, maka akan menciptakan arus pendapatan baru bagi perusahaan," kata dia dalam riset 18 September 2017.
Mengenai persaingan harga, Chandra melihat, operator cenderung mempertahankan harga menarik untuk paket perdana. Hal ini dapat membuat langkah menaikkan harga paket seluler menjadi susah karena pasar sensitif terhadap persaingan harga. "Indosat telah meningkatkan bonus di paket perdana untuk menarik dan mempertahankan pelanggannya," tulis Chandra.
Namun, seiring bertambahnya bonus tersebut, dia menyatakan hal ini tidak menyebabkan penurunan tarif secara besar-besaran. Sebab, bonus ditempatkan secara strategis di jam tertentu atau khusus di jaringan 4G. Dengan demikian, meski persaingan masih ketat, ISAT masih akan unggul pada perang tarif.
Chandra mendata, starter pack yang ditawarkan Simpati dari Telkomsel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), untuk kuota 2 GB dihargai Rp 47.000. Sedangkan EXCL mematok harga Rp 60.000 dengan kuota 4 GB. Adapun Indosat IM3, produk ISAT, cukup menarik di harga Rp 55.000 dengan kuota utama 9 GB.
Sementara, analis NH Korindo Sekuritas Arnold Sampeliling menyoroti kekuatan jaringan ISAT di tengah ketatnya persaingan. Menurut dia, hingga semester pertama tahun ini, ISAT baru memiliki 34.788 unit base transceiver station (BTS) untuk jaringan 3G/4G. Sedangkan EXCL sudah memiliki 55.758 unit BTS 3G/4G. "ISAT yang tampak tertinggal dalam kompetisi," kata Arnold.
Ekspansi jaringan
Padahal di tahun sebelumnya, jaringan BTS 3G/4G milik ISAT mencapai 29.540 unit, sementara EXCL sebanyak 28.724 BTS 3G/4G. Pertumbuhan jaringan ISAT sebesar 17,76%, jauh lebih rendah dibandingkan EXCL yang telah menanjak 94,11%.
Dengan demikian, Arnold melihat wajar apabila ISAT harus lebih gencar berekspansi melalui investasi BTS demi mengatasi ketertinggalannya dari EXCL dan menjaga jarak dengan TLKM. Apalagi, TLKM melalui anak usahanya Telkomsel baru saja memenangi lelang frekuensi 2,3 GHz.
Arnold meyakini bahwa ISAT masih memiliki peluang besar untuk menggeber bisnisnya. "Potensi pertumbuhan penggunaan data di Indonesia kemungkinan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis ISAT," papar dia.
Dari sisi fundamental keuangan, ISAT akan melakukan restrukturisasi utang yang cenderung akan mengurangi biaya bunga dan risiko fluktuasi nilai tukar.
Hingga akhir tahun ini, Arnold memproyeksikan pendapatan ISAT tumbuh hingga senilai Rp 31,96 triliun dan tahun depan meningkat menjadi Rp 34,90 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini berpotensi mencapai Rp 1,79 triliun dan pada tahun depan senilai Rp 2,28 triliun.
Arnold merekomendasikan buy saham ISAT dengan target sebesar Rp 8.300 per saham. Chandra dan Giovanni juga merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing senilai Rp 8.200 dan Rp 8.100 per saham.
Harga saham ISAT pada transaksi kemarin ditutup menguat 0,82% menjadi Rp 6.150 per saham. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), harga saham ISAT masih menyusut 4,65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News