kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indosat ketinggalan pembangunan tower


Kamis, 19 Oktober 2017 / 17:26 WIB
Indosat ketinggalan pembangunan tower


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau membukukan kinerja separuh pertama yang membaik, PT Indosat Tbk terlihat tertinggal dibandingkan kompetitor di sektor yang sama. Analis melihat porsi emiten berkode ISAT pada kepemilikan tower masih kalah.

"ISAT yang tampak tertinggal dalam kompetisi," kata Arnold Sampeliling, analis NH Korindo Sekuritas. Menurut dia, per semester pertama tahun ini, ISAT memiliki 34.788 base transceiver station (BTS) untuk jaringan 3G/4G sedangkan XL Axiata (EXCL) memiliki 55.758 BTS 3G/4G.

Tahun sebelumnya, jumlah menara ISAT mencapai 29.540 sedangkan EXCL 28.724 BTS 3G/4G. Pertumbuhan tower ISAT sebesar 17,76% terlihat melempem dibandingkan EXCL yang telah tumbuh 94,11%.

Dengan demikian, Arnold merasa wajar bila ISAT harus lebih intensif ekspansi melalui investasi BTS untuk mengejar ketertinggalannya dari EXCL dan menjaga jarak dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Apalagi dengan kemenangan anak usaha TLKM, yakni Telkomsel pada lelang frekuensi 2,3 GHz, dapat semakin memberi tekanan persaingan harga antar provider.

Sebagai informasi, pendapatan ISAT pada semester pertama tumbuh 8,39% menjadi Rp 15,11 triliun. Laba bersih ISAT melonjak 83,2% menjadi Rp 784,2 miliar.

Kenaikan terutama berasal dari pendapatan data selular yang berkontribusi 45,06% sebesar Rp 6,81 triliun. Posisi kedua adalah pendapatan dari telepon yakni 24,20% sebesar Rp 3,65 triliun. Sedangkan pendapatan dari penyewaan sewa menara adalah 2,66% di Rp 402,42 miliar.

Namun Arnold yakin ISAT masih memiliki peluang besar untuk unjuk gigi di sektor telekomunikasi. "Potensi pertumbuhan konsumsi data di Indonesia kemungkinan akan terjadi sebagai pendorong utama pertumbuhan ISAT," paparnya.

Apalagi, ISAT juga berencana merestrukturisasi utang yang akan mengurangi biaya bunga dan risiko fluktuasi nilai tukar, serta, memiliki dampak positif terhadap keuntungan bersih. Hingga akhir tahun, Arnold memproyeksikan pendapatan ISAT bisa mencapai Rp 31,96 triliun, dan tahun depan dapat naik ke Rp 34,90 triliun.

Sedangkan laba bersih tahun ini dapat mencapai Rp 1,79 triliun dan tahun depan di Rp 2,28 triliun. Arnold merekomendasikan buy untuk saham ISAT dengan target harga Rp 8.300 per saham. Hari ini, saham ISAT naik 0,82% ke Rp 6.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×