Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indosat Tbk (ISAT) kemungkinan akan terpengaruh pasca-mundurnya Alexander Rusli dari jabatan Direktur Utama. Sebab, belum ada kepastian figur pengganti Rusli.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin mengatakan, kepemimpinan Rusli sejak November 2012 hingga tahun ini berhasil membawa kesuksesan untuk ISAT. Rusli berhasil meningkatkan tingkat leverage ISAT dan mencetak profit sejak kuartal I-2016.
Sekarang, CEO dan direktur utama sementara ISAT adalah Joy Wahjudi hingga nanti ditetapkan penggantinya pada RUPSLB 14 November 2017. Sebelumnya, Wahjudi menjabat Direktur dan Chief Sales and Distribution Officer di ISAT.
"Kami yakin ISAT berada di tangan yang baik, seperti pengalaman Wahjudi selama tiga tahun terakhir. Hal ini membuat kami percaya bahwa ia kandidat kuat untuk mengisi posisi secara permanen bulan November," ukar Giovanni, dalam riset, Rabu (4/10).
Namun, selain Wahjudi, sejumlah nama lain juga menjadi kandidat, diantaranya Muhammad Awaluddin (direktur utama Angkasa Pura II), Sarwoto Atmosutarno (mantan direktur Telkomsel), Herfini Haryono (direktur partai besar dan perusahaan jasa ISAT), Muhammad Danny Buldansyah (wakil direktur utama Tri Indonesia), Arya Damar (direktur utama Lintasarta),dan Fadzri Sentosa (mantan direktur Bulog).
Itu artinya, sosok yang nantinya terpilih menempati kursi dirut Indosat, belum pasti memahami kondisi dan bisnis Indosat seperti pendahulunya.
Terlepas dari ketidakpastian saat ini seputar manajemen ISAT, Giovanni berharap nantinya ISAT tidak melakukan perubahaan mendadak dalam startegi. Pasalnya, perubahan aturan yang mendadak dan drastis pada manajemen baru dirasa akan mengganggu. Tantangan yang juga mesti dihadapi oleh ISAT adalah soal perang harga.
Giovanni masih merekomendasikan beli saham ISAT dengan target harga Rp 8.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News