kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesian Tobacco akan IPO dengan harga Rp 219 per saham


Selasa, 25 Juni 2019 / 20:22 WIB
Indonesian Tobacco akan IPO dengan harga Rp 219 per saham


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk akan melaksanakan initial public offering (IPO) dengan harga penawaran Rp 219 per saham. Masa penawaran umum ini berlangsung dari 25 Juni 2019 hingga 28 Juni 2019.

Gerai penawaran umum ini berlokasi di kantor PT Adimitra Jasa Korpora yang terletak di Rukan Kirana Boutique Office, Jalan Kirana Avenue III Blok F3 No. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utrara, 14250. Kemudian, tanggal penjatahan saham jatuh pada 2 Juli 2019 dan tanggal pencatatan pada 4 Juli 2019. Indonesian Tobacco menunjuk Phillip Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Perusahaan ini melepas 274,06 juta saham atau setara dengan 29,13% modal yang disetor penuh. Dengan harga saham IPO tersebut, perusahaan ini akan meraup dana hingga Rp 60 miliar.

Sebanyak 90,10% saham Indonesian Tobacco dimiliki oleh Djonny Saksono dan 9,90% oleh PT Anugerah Investindo Nusantara. Setelah IPO, kepemilikan Djonny susut menjadi 63,85%, sedangkan kepemilikan Anugerah menyempit menjadi hanya 7,02%.

Dalam prospektus, Indonesian Tobacco mengungkapkan akan menggunakan seluruh dana IPO untuk pembelian daun tembakau Virginia sebagai bahan baku. Pembeliannya dibagi berdasarkan segmen wilayah, yakni 25% Jawa Tengah meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan, dan Boyolali. Kemudian, sebanyak 50% Jawa Timur dan Madura. Sisanya 25% di Bali dan Lombok.

Indonesian Tobacco membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 18,65% year on year (yoy) dari Rp 113,37 miliar pada 2017 menjadi Rp 134,51 miliar pada 2018. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh kontribusi dari kenaikan penjualan lokal sebesar 20,1% atau Rp 25,58 miliar. Pendapatan neto diperoleh dari penjualan tembakau iris yang sudah diolah dengan berbagai rasa yang kemudian dijual. 

Adapun laba tahun berjalan perusahaan ini turun 4,88% yoy, dari Rp 8,67 miliar pada 2017 menjadi Rp 8,24 miliar di 2018.

Di dalam negeri, skala bisnis emiten tembakau dan rokok ini meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara, Papua. Sementara untuk skala internasional, Indonesian Tobacco sudah mendistribusikan produknya ke kawasan Asia, Malaysia, Jepang, dan Singapura.

Fokus Indonesian Tobacco saat ini adalah melakukan penetrasi penjualan produk Manna yang menjadi produk unggulannya. Indonesian Tobacco mengklaim akan menarik minat pasar baru dengan memberikan rasa berbeda dan harga yang relatif lebih murah dari produk kompetitor. Pada kuartal I 2019, Indonesian Tobacco telah menjual produk Manna untuk area Luwuk, Waingapu, dan Kupang.

Tahun ini, Indonesia Tobacco berencana melakukan ekspansi pasarnya ke wilayah potensial lainnya di Indonesia dan luar negeri seperti India. Hingga akhir tahun 2019, perusahaan ini menargetkan penjualan bisa tumbuh 20%-25% yoy dan laba bisa naik 25%-30% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×