Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki masa puasa atau Ramadan, Indonesia Sharia Stok Index (ISSI) terkoreksi sebanyak 1,14% secara year to date (ytd) atawa sejak awal tahun. Per Jumat (8/3) ISSI juga terkoreksi sebanyak 0,27%.
Penurunan ISSI ini berkebalikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 1,50% pada periode yang sama, sejak awal tahun. Kenaikan IHSG menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) disokong oleh saham-saham perbankan.
Lima top leaders penggerak IHSG sejak awal tahun adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Nègara Indonesia Tbk (BBNI). Hanya AMMN yang bergerak di luar sektor perbankan.
Secara historikal, dalam dua tahun terakhir pada saat bulan Ramadan, indeks ISSI cenderung alami penguatan seperti di April 2023 yang naik 1,13% dan April-Mei 2022 yang menguat 4,56%.
Baca Juga: Pasar Saham Buka Lagi Esok, Intip Rekomendasi Saham Untuk Rabu (13/3)
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai, masih ada potensi kembali terjadi penguatan indeks ISSI di bulan Maret-April 2024.
"Jika mengacu data historikal, khususnya untuk saham konsumer dan ritel yang kami perkirakan akan menopang indeks ISSI di tengah demand yang meningkat saat Ramadan," kata Oktavianus kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Adapun sentimen yang saat ini mempengaruhi pergerakan indeks ISSI yaitu rilis kinerja emiten-emiten dan mendorong potensi terjadinya pembagian dividen dalam indeks ISSI.
Beberapa yang memiliki kapitalisasi pasar besar mencatatkan kinerja positif laba bersih, baik dari sektor konsumer hingga telekomunikasi, seperti PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kenaikan 16,9% YoY, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) estimasi naik 14,06% YoY, hingga PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang catatkan kenaikan 64,4% YoY.
Baca Juga: Perdagangan di Bursa Pekan Ini Hanya Tiga Hari, Simak Rekomendasi Saham Berikut
Sehingga potensi pembagian nilai dividen maupun yield diperkirakan akan lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang akhirnya mendorong harga saham emiten ISSI.
"Hingga akhir tahun 2024, kami perkirakan target indeks ISSI berada pada level 222, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi dalam rentang 4,9%-5,1% dan terjadi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral," lanjutnya.
Oktavianus melihat terdapat beberapa emiten menarik dengan price to book value (PBV) kurang dari 4x dan memiliki kinerja positif sampai 2023 yang berasal dari beberapa sektor.
Oktavianus merekomendasikan buy pada saham MYOR dengan target harga Rp 2.700 per saham, buy pada saham SILO dengan target harga Rp 2.870 per saham, buy pada saham ICBP dengan target harga Rp 14.750 per saham.
Kemudian buy pada saham ASII dengan target harga Rp 6.350 per saham dan buy pada saham TLKM dengan target harga Rp 4.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News