kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia masih resesi, investor bisa mencermati saham-saham ini


Kamis, 06 Mei 2021 / 08:00 WIB
Indonesia masih resesi, investor bisa mencermati saham-saham ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini masih -0,74% secara year-on-year (yoy) dan terkontraksi 0,96% secara kuartalan (qoq). Ini artinya, Indonesia masih berada dalam jurang resesi.

Meski demikian, investor masih bisa memilih sejumlah saham yang dinilai prospektif di tengah sentimen resesi ekonomi. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha menilai, sektor consumer cyclicals masih menarik untuk dijadikan pilihan trading jangka pendek sehubungan dengan momen Hari Raya Idul Fitri. Momentum ini biasanya dapat mendongkrak penjualan emiten-emiten tersebut.

Ditambah, adanya imbauan pemerintah yang mengharuskan perusahaan tetap membayar tunjangan hari raya (THR) bagi para karyawannya. Selain itu sektor consumer non cyclical juga akan terdampak dari momen hari raya.

Dustin melihat, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebagai salah satu pilihan investasi yang layak. Hal ini disebabkan kinerja solid yang masih dapat diraih oleh INDF di tengah turunnya aktivitas ekonomi akibat Covid-19 tahun lalu.

Baca Juga: Selain kontraksi ekonomi, simak sejumlah sentimen bagi IHSG tahun ini

Dengan kondisi ekonomi yang berangsur pulih, Phillip Sekuritas Indonesia menilai INDF akan memiliki peluang yang lebih untuk mencatatkan kinerja apik tahun ini. Selain itu, Dustin juga melihat saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga layak menjadi pilihan investasi. Relaksasi loan-to-value (LTV) berpotensi mendongkrak pertumbuhan kredit sektor pemilihan rumah dan kredit pemilihan apartemen (KPR/KPA).

“Ada pula PT Astra International Tbk (ASII) yang berpotensi mencatatkan kenaikan penjualan akibat diberlakukannya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) hingga 0%, terlebih data penjualan mobil nasional menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 10,5% yoy,” terang Dustin kepada Kontan.co.id, Rabu (5/5).

Untuk saham INDF, secara teknikal target harga pertama ada di level Rp 7.425 per saham, BBTN dengan target harga pertama di Rp 1.950 per saham, sedangkan ASII target harga awal di Rp 6.025 per saham.

Baca Juga: Ekonomi masih terkontraksi, ini dampaknya ke pasar saham

Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, emiten siklikal yang bergerak di sektor komoditas masih cukup menarik di tengah resesi. “Hal ini karena bisnis mereka tidak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia. Produk-produknya lebih banyak diperdagangkan secara ekspor dan impor,” terang William.

Adapun saham-saham pilihan William saat ini berasal dari sektor agribisnis dan tambang (mining), seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Elnusa Tbk (ELSA ).

Karena saat ini pergerakan harga saham-saham ini masih terkonsolidasi, maka melakukan cicil beli dari saat ini pun bisa dilakukan investor. “Dan jika terjadi koreksi, akan semakin bagus untuk buy on weakness,” tutup dia.

Baca Juga: Simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Kamis (6/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×