kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Indonesia Air mulai beroperasi awal Februari


Jumat, 18 Januari 2013 / 16:33 WIB
Indonesia Air mulai beroperasi awal Februari
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Issa Almawadi |

JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) akan memulai operasional maskapai baru bernama Indonesia Air. Maskapai ini bakal melayani rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, ke beberapa daerah seperti Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Balikpapan mulai awal Februari mendatang.

Kepastian itu setelah pihak IATA berhasil melakukan uji coba perdana menggunakan 1 unit pesawat Airbus 320 dengan rute penerbangan Bandung-Medan pp, Bandung-Pekanbaru pp, Bandung-Palembang pp, dan Bandung-Balikpapan pp. "Peminat ke rute-rute itu cukup baik. Apalagi rute yang kami pilih belum banyak dilewati maskapai lain," kata Presiden Direktur IATA, Syafril Nasution saat dihubungi KONTAN, Jumat (18/1).

Rute-rute tersebut, dikatakan Syafril, menggunakan konsep low cost carrier (LCC) dengan pelayanan premium. Dengan konsep itu, Syafril berharap tingkat keterisian (load factor) pada awal beroperasi bisa mencapai 50%-60%.

Walaupun tidak menyebut besaran kontribusi bagi kinerja keuangan IATA, Syafril yakin akan ada pendapatan cukup signifikan di tahun ini. "Mungkin nanti di tahun ke-3 akan ada kontribusi pendapatan yang stabil," tutur Syafril.

Sejauh ini, Syafril menuturkan, pesawat yang digunakan untuk rute-rute tersebut merupakan pesawat sewa. Namun Syafril enggan membocorkan besaran dana yang dikeluarkan IATA untuk kebutuhan pesawat itu.

Syafril juga mengatakan masih mengkaji beberapa daerah tujuan lain, terutama daerah-daerah yang belum banyak dilalui maskapai lain.

Sementara, saat ditanyakan soal kinerja keuangan selama 2012, Syafril belum dapat menjelaskan perkiraan pendapatan maupun laba. Sebab, laporan keuangan IATA masih dalam proses audit dan ada beberapa revisi setelah pihaknya melakukan penjualan pesawat yang dinilai sudah tidak efektif.

Sebagai informasi, hingga September 2012, IATA mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 203,3 miliar, naik 27,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 159,2 miliar. Namun beban langsung yang meningkat membuat maskapai grup MNC ini masih mencatat rugi Rp 43,6 miliar, makin besar dari rugi Rp 36,7 miliar setahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×