Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak sembilan emiten akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, dengan jadwal cum date yang berlangsung antara 15 Mei hingga 20 Mei 2025. Keputusan ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) masing-masing perusahaan.
Di antaranya, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) akan menyalurkan dividen senilai Rp 140,28 miliar atau Rp 9 per saham. Kemudian, PT Indika Energy Tbk (INDY) membagikan dividen sebesar US$ 5,07 juta atau US$ 0,00097 per saham, sementara PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) akan mendistribusikan Rp 32 miliar atau Rp 3,6 per saham. Ketiga emiten ini dijadwalkan memasuki cum date pada Kamis, 15 Mei 2025.
Selanjutnya, PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) akan membagikan dividen sebesar Rp 1,12 miliar atau Rp 1,05 per saham. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) menyiapkan dividen Rp 65,9 miliar atau Rp 45 per saham, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan membagikan Rp 1,13 triliun atau Rp 156,22 per saham, dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) menyalurkan dividen Rp 1,52 miliar atau Rp 0,46694 per saham. Jadwal cum date untuk keempat emiten ini jatuh pada Senin, 19 Mei 2025.
Baca Juga: Cermati Berikut 9 Emiten yang Masuk Cum Date Pekan Ini, Periode 14-15 Mei 2025
Tak ketinggalan, PT Palma Serasih Tbk (PSGO) akan mendistribusikan dividen sebesar Rp 150,8 miliar atau Rp 8 per saham. Sementara itu, Astra International Tbk (ASII) mengumumkan dividen final senilai Rp 12,46 triliun atau Rp 308 per saham. Kedua emiten ini dijadwalkan memasuki cum date pada Selasa, 20 Mei 2025.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menjelaskan bahwa saham ASII, INDY, dan JSMR layak untuk dikoleksi karena memiliki prospek bisnis yang kuat dalam jangka panjang.
"Terutama dari ASII karena dividen yield sampai sekitar 6%," kata Indy kepada Kontan, Selasa (13/5).
Sementara itu, meskipun dividen yield INDY dan JSMR relatif kecil, masing-masing hanya sekitar 1% dan 4%, kedua perusahaan ini masih memiliki potensi perbaikan fundamental ke depan.
Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, merekomendasikan saham BLES, JSMR, ASII, dan JATI sebagai pilihan untuk dikoleksi.
Pasalnya, saham JATI masih sangat diminati pasar sehingga daya beli yang kuat bisa meredam efek dividend trap.
"Sementara itu, ASII dan JSMR dikenal memiliki pergerakan harga yang stabil, sehingga investor tidak perlu khawatir terhadap potensi penurunan tajam," ujar William kepada Kontan, Selasa (13/5).
Adapun William menyoroti saham BLES berada dalam tren sideways, yang umumnya memiliki volatilitas lebih rendah.
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah menjatuhkan pilihan pada saham ASII, lantaran dividen yield yang ditawarkan menarik dengan prospek kinerja yang stabil.
Kendati begitu, Fath menekankan secara umum, investor harus memahami kemungkinan besar harga saham yang membagikan dividen akan mengalami penurunan ketika ex date.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Konstituen IDX High Dividend20 Pasca Musim Pembagian Dividen
"Untuk investor yang memiliki jangka waktu panjang, momen penurunan bisa dijadikan kesempatan untuk melakukan dividen reinvesting," jelas Fath kepada Kontan, Selasa (13/5).
Analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan memilih JSMR sebagai emiten yang menarik untuk dikoleksi, karena memiliki prospek jangka panjang yang cukup menjanjikan. Sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia, Jasa Marga memiliki potensi pertumbuhan seiring dengan ekspansi infrastruktur nasional dan peningkatan mobilitas masyarakat.
"Selain itu, JSMR juga mulai melakukan diversifikasi usaha seperti pengelolaan rest area, properti, dan proyek pendukung lainnya yang dapat menambah sumber pendapatan di masa depan," papar Ekky kepada Kontan, Selasa (13/5).
Waspadai Dividen Trap
Meski pembagian dividen menawarkan peluang cuan bagi investor, ada satu risiko yang perlu diwaspadai, yakni dividen trap. Kondisi ini terjadi ketika harga saham sebuah emiten justru anjlok setelah pembagian dividen, biasanya pada tanggal ex date.
Dus, Indy menyarankan agar investor bisa menganalisis fundamental dari perusahaan secara historis, lalu juga mengecek dividend yield dan cum date secara historis sehingga bisa mengambil momentum pembelian saham sebelum cum date.
"Kemudian nantinya bisa mengakumulasi saham lagi setelah pembagian dividen sehingga untuk emiten fundamental kuat ada potensi pertumbuhan harga saham lagi," terang Indy.
Ekky juga menjelaskan bahwa dividen trap terjadi ketika investor membeli saham menjelang cum date dengan tujuan memperoleh dividen. Namun setelah ex date, harga saham turun lebih dalam dari nilai dividen yang diterima, sehingga secara keseluruhan justru menimbulkan kerugian.
Untuk menghindari kondisi tersebut, penting bagi investor untuk melihat posisi harga saham saat ini. Jika harga masih berada di area support atau relatif rendah, dan dividen yang dibagikan cukup besar, maka risiko dividen trap dapat diminimalkan.
Sebaliknya, jika harga saham sudah melonjak tinggi sejak pengumuman dividen, ada kemungkinan besar bahwa dividen tersebut sudah priced in, sehingga koreksi setelah ex date bisa lebih tajam.
"Selain itu, investor juga perlu memperhatikan fundamental perusahaan. Jika prospek bisnis emiten masih solid dan menunjukkan pertumbuhan, maka koreksi harga setelah ex date biasanya akan lebih terbatas dan cenderung pulih dalam jangka menengah," tambah Ekky.
Untuk prospek teknikal jangka menengah, Ekky melihat JSMR berpeluang menguat menuju Rp 4.800–Rp 4.900, dan jika momentum penguatan terus berlanjut, target lanjutan berada di kisaran Rp 5.500–Rp 6.000.
Sementara itu, Indy merekomendasikan buy ASII dengan target harga jangka panjang Rp 5.500, INDY di harga Rp 1.760 dan JSMR pada target harga Rp 4.500 per saham.
Adapun, William membagikan rekomendasikan untuk buy saham BLES di target harga Rp 220, ASII di Rp 5.025-Rp 5.100, JSMR di Rp 4.200 dan JATI di Rp 200 per sahan.
Selanjutnya: Pengamat: PHK dan Ramadan Pengaruhi Dinamika Pertumbuhan BNPL Awal 2025
Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Cysteamine Cream yang Ampuh dan Aman, Sudah Berizin BPOM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News