kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Indodax Diduga Diretas, Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kripto Berpotensi Turun


Jumat, 13 September 2024 / 06:32 WIB
Indodax Diduga Diretas, Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kripto Berpotensi Turun
ILUSTRASI. Kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto berpotensi menurun imbas kasus peretasan atau hack terhadap sistem platform trading kripto nasional, Indodax. KONTAN/Muradi


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto berpotensi menurun imbas kasus peretasan atau hack terhadap sistem platform trading kripto nasional, Indodax. 

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, kasus peretasan terhadap sistem Indodax bakal menciptakan dampak jangka panjang terkait kepercayaan masyarakat, yang seharusnya menjadi fokus dari lembaga jasa keuangan, termasuk platform kripto. 

"Ketika sudah terjadi kebobolan, kepercayaan dari masyarakat bisa turun drastis," kata dia, kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2024). 

Lebih lanjut Huda bilang, jika nantinya ditemukan kerugian terkait data atau aset pengguna, Indodax dapat diproses hukum, karena melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi. 

"Kita tahu lembaga keuangan merupakan lembaga yang harus prudent secara keamanan, ada isu kepercayaan konsumen yang harusnya diaddress oleh perusahaan keuangan, baik digital maupun non digital," tutur Huda. 

Untuk mengantisipasi kerugian masyarakat atas praktik kejahatan institusi, seperti peretasan, Huda menilai, pemerintah perlu mempercepat penerbitan aturan turunan UU Pelindungan Data Pribadi. 

Baca Juga: Indodax Perlu Mitigasi Cepat Agar Dana Tak Lenyap

"Badan yang mengurus data masyarakat juga harus segera dibentuk agar ada kekuatan hukum kuat bagi masyarakat untuk melakukan clash action jika data mereka kejebol oleh pihak ketiga yang mengelola dana kita," ucap dia. 

Sebagai informasi, platform keamanan Web3, Cyvers, melaporkan adanya dugaan peratasan terhadap sistem Indodax. 

Melalui unggahan akun resmi X, Cyvers mengaku menemukan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan akun Indodax. 

Semula, Cyvers menyebutkan, akun mencurigakan telah mengenggam aset token milik Indodax senilai 14,4 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 221,98 miliar. 

"Hey @Indodax, sistem kami mendeteksi sejumlah transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet anda di jaringan yang berbeda," tulis @CyversAlerts, Rabu (11/9/2024). 

Namun setelah itu Cyvers merevisi angka potensi kerugian menjadi 18,2 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 280,55 miliar, yang merupakan hasil dari transaksi sebanyak lebih dari 150 kali. 

Baca Juga: Indodax Diretas dengan Kerugian Capai Rp 280 Miliar, Pelaku Diduga Hacker Korea Utara

CEO Indodax Oscar Darmawan mengklaim, peretasan tidak merugikan member perusahaan, di mana saldo member dalam bentuk kripto atau rupiah tetap terjaga. 

"Kerugian bukan di aset member lebih ke treasury perusahaan. Kita lagi investigasi keseluruhan," katanya. 

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun telah menerima laporan, Indodax mengalami peretasan pada sistem transaksi aset kripto. 

Terkait dengan laporan tersebut, Kepala Bappebti Kasan memastikan, pihaknya telah memanggil Indodax untuk dimintai keterangan lebih lanjut. 

"Kami juga telah memanggil pihak Indodax untuk meminta klarifikasi terkait kasus tersebut," kata dia, dalam keterangannya. 

"Saat ini, Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan tersebut," sambungnya. 

Baca Juga: Peretas Berulah, Bappebti Imbau Pelanggan Indodax Agar Tetap Tenang

Lebih lanjut Kasan bilang, saat ini Indodax masih melakukan penutupan terhadap sistem secara menyeluruh untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan baik, dan menjaga keamanan para pengguna. 

"Untuk itu, Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak panik," ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indodax Diduga Diretas, Ekonom: Kepercayaan Masyarakat terhadap Kripto Berpotensi Turun"

Selanjutnya: Ini Dua Perusahaan Asing yang Baru Jadi Pemungut PPN PMSE

Menarik Dibaca: Sinopsis Officer Black Belt, Film Terbaru Kim Woo Bin di Netflix

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×