Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Harga crude palm oil (CPO) berjangka Malaysia ditutup dengan penurunan tipis pada transaksi Kamis (6/9). Pada transaksi sebelumnya, harga CPO ini sempat menyentuh level terendahnya dalam dua pekan terakhir.
Melansir Reuters, harga acuan kontrak berjangka CPO untuk pengantaran November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange mencatatkan penurunan 0,2% menjadi 2.182 ringgit per ton pada penutupan perdagangan. Sebelumnya, harga kontrak yang sama anjlok 1,1% menjadi 2.163 ringgit, yang merupakan level terendah sejak 21 Agustus lalu.
Baca Juga: Ini Dampak Tiga Skenario Kebijakan Pembatasan CPO
Penurunan harga CPO terjadi setelah importir terbesar CPO dunia menaikkan pajak atas minyak sawit olahan Malaysia dari sebelumnya 45% menjadi 50% selama enam bulan.
Menurut Wang Tao, analis teknikal market Reuters untuk komoditas dan energi, harga CPO akan menguji level support di 2.161 ringgit per ton. Jika melampaui level itu, harganya bisa jatuh ke posisi 2.114 ringgit.
Baca Juga: Demi Ekspor CPO, Indonesia Pangkas Standar Gula Impor
"Harga CPO turun setelah tersebar berita adanya kenaikan pajak India atas minyak sawit olahan Malaysia sebesar 5%," jelasnya kepada Reuters.
Dia menambahkan, "Ini akan menunjukkan perlunya CPO Malaysia untuk bersaing dengan harga CPO Indonesia yang lebih rendah sehingga bisa lebih kompetitif."
Baca Juga: Harga CPO bakal membaik, valuasi Sawit Sumbermas (SSMS) juga menarik
Asal tahu saja, pada Rabu malam, India menaikkan pajak impor minyak kelapa sawit dari Malaysia menjadi 50% dari 45% selama enam bulan untuk mengekang impor dan meningkatkan penyulingan lokal.
Pengimpor minyak nabati terbesar di dunia ini mengenakan pajak impor 40% untuk minyak sawit mentah dan 50% untuk minyak kelapa sawit olahan. Tetapi sejak Januari, pengiriman minyak kelapa sawit olahan dari Malaysia ke India dikenakan pajak sebesar 45% berdasarkan perjanjian.
Pelaku industri memprediksi, kenaikan pajak atas minyak kelapa sawit yang diolah menyebabkan pembeli India beralih untuk mengimpor minyak sawit mentah.
Baca Juga: Harga CPO Melesat Didorong Kenaikan Permintaan
Reuters memberitakan, menurut pelaku industri, permintaan India untuk minyak kelapa sawit olahan Malaysia kemungkinan akan turun tajam pada bulan Oktober setelah kenaikan pajak. Kondisi ini akan menurunkan ekspor minyak sawit lebih lanjut dari Malaysia dan memicu melonjaknya cadangan komoditas ini.
Indonesia secara umum mengklaim dua pertiga dari impor minyak sawit India. Akan tetapi, pada paruh pertama tahun 2019, Malaysia berhasil melampaui Indonesia sebagai pemasok terbesar ke India karena keuntungan bea masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News