Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari pertama perdagangan pekan ini, Senin (7/5), di Bursa Efek Indonesia (BEI) cerah ceria. IHSG berbalik naik 92,75poin (1,60%) ke level 5.885,10.
Indeks LQ45 yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, tentu ikut terbang. LQ45 naik 20,92 poin menuju level 941,04 (2,27%).
Kenaikan dua indeks utama di BEI itu tidak mengubah komposisi penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil dari sebelumnya. Urutan mereka pun masih sama dengan posisi sebelumnya.
Secara berurutan, tiga penghuni pertama daftar ini adalah Bumi Resources Tbk (BUMI), Waskita Karya Tbk (WSKT), dan Waskita Beton Precast tbk (WSBP) menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, yaitu 3,37 kali, 4,45 kali, dan 4,79 kali. Disusul kemudian oleh AKRA, INDY, BSDE, PTBA, SRIL, BBNI, dan WIKA.
Dari sepuluh saham penghuni dalam daftar ini, Senin kemarin hanya ada lima saham yang naik harga. Saham-saham beruntung itu adalah BUMI, WSKT, WSBP, AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan Indika Energy Tbk (INDY).
Lalu, empat saham yang lain masih mengalami penurunan harga. Mereka adalah Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Bukit Asam Tbk (PTBA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Satu-satunya saham yang tidak mengalami perubahan harga dalam perdagangan kermarin adalah Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham. Sebaliknya, kenaikan harga saham juga akan menaikkan nilai PER jika pada saat yang sama belum terjadi perubahan angka laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News