Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
"Lebih jauh lagi, kepemilikan MDKA yang digenggam oleh pemangku kepentingan terkemuka dengan banyak pengalaman di pertambangan Indonesia membuat perusahaan ini semakin menarik," ungkap Angga dan Ajeng dalam risetnya, Selasa (21/7).
2. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak negatif bagi bisnis rumah sakit, tidak terkecuali MIKA. Emiten ini memperkirakan, jumlah pasien rawat jalan merosot sekitar 40%-50% sejak merebaknya wabah di Indonesia sejak asal Maret 2020.
Baca Juga: IHSG ramai sentimen hingga akhir tahun, investor bisa cicil beli saham sektor ini
Menurut analis, penurunan ini bakal tercermin pada kinerja kuartal II-2020 yang lebih rendah. Meskipun begitu, MIKA menyatakan bahwa jumlah pasien telah membaik sejak Mei atau Juni seiring dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kami sangat optimistis dengan kinerja MIKA di masa depan mengingat perusahaan tersebut berjalan dengan sangat baik dan memiliki neraca keuangan yang sangat sehat," ucap kedua analis tersebut. Per kuartal I-2020, MIKA memiliki utang hampir nol dengan cadangan tunai sebesar Rp 794 miliar.
Saat ini, MIKA mengoperasikan 24 rumah sakit di bawah brand Mitra Keluarga dan Kasih. MIKA juga sedang dalam proses menambah dua rumah sakit pada tahun ini. Satu rumah sakit berlokasi di Surabaya yang 80% konstruksinya sudah rampung dan satu lagi akan diperoleh melalui akuisisi rumah sakit wanita dan anak Adi Dharma yang berada di Cirebon.
Baca Juga: Selain vaksin corona, sentimen ini yang akan menyetir IHSG hingga akhir tahun
3. PT Timah Tbk (TINS)
Penurunan average selling price (ASP) sebesar 22,3% yoy menyebabkan TINS membukukan rugi bersih Rp 413 miliar pada kuartal I-2020. Meskipun demikian, TINS masih mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 39,83% yoy, dari 12.553 MT menjadi 17.553 MT.