kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Kompas100 dan IDXV 30 terimbas sektor perbankan dan konsumer yang loyo


Kamis, 03 Oktober 2019 / 19:28 WIB
Indeks Kompas100 dan IDXV 30 terimbas sektor perbankan dan konsumer yang loyo
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Herlina Kartika Dewi

Penurunan sektor konsumer didorong oleh isu kenaikan cukai rokok yang mempengaruhi kinerja HMSP hingga turun 39,62% ytd,” tutur Catherina.

Selain sektor perbankan dan konsumer, Chris menilai pergerakan Indeks Value 30 juga ditekan oleh sentimen bisnis kertas yang saat ini masih belum optimal serta jatuhnya sektor konstruksi di antaranya PTPP, ADHI, WIKA, WSBP, WSKT, WTON.

Baca Juga: IHSG bertahan di zona merah satu jam sebelum penutupan perdagangan hari ini

Meskipun jika melihat data statistik harian BEI sektor properti, real estate dan building construction secara ytd menunjukkan surplus 9,24%, Chris menilai hal ini dikarenakan perhitungan didasarkan penggabungan dengan sektor properti yang naik tinggi karena POLU dan MAMI yang dalam 1 bulan ini telah naik 100%. 

Jika dipisahkan dari sektor properti, Chris menyatakan sektor konstruksi merupakan sektor yang jatuh paling dalam.

Hingga akhir tahun, Cathy menurutkan berdasarkan proyeksi Bloomberg, KOMPAS 100 dinilai masih sulit untuk mencatatkan return positif. Sementara HMSP, emiten yang cukup menekan kerja sektoral Indeks KOMPAS 100 dan Indeks Value 30 menurut Catherina., masih akan terpengaruh sentimen kenaikan cukai.

“Menurut proyeksi Bloomberg, Kompas100 akan mengalami pertumbuhan EPS sekitar 12% yoy. Namun untuk potensi penutupan dengan return positif kemungkinan masih sulit. Untuk HMSP sendiri banyak dilepas investor akibat kenaikan tarif cukai FY20F sebesar 23% yang dipercaya akan mempengaruhi kinerja HMSP, namun hingga FY19E kinerja fundamental HMSP diperkirakan masih baik,” kata Catherina.

Nasib kurang beruntung masih berada di pihak IDXV 30. Hingga akhir tahun, Catherina melihat IDXV masih belum akan mencatatkan return positif. Terlepas dari usia Indeks yang cenderung masih baru, sektor finansial yang terdapat di dalam Indeks ini menurut Catherina masih akan jadi pemberat pergerakan Indeks.

Sementara itu, Indeks Pefindo 25 yang saat ini sudah mencatatkan return menurut Catherina masih memiliki prospek yang menarik dengan catatan sektor retail dan properti dapat mempertahankan kontribusi positifnya terhadap Indeks ini. 

Sektor properti menjadi salah satu sektor yang menggerakkan Indeks Pefindo 25 berkat pertumbuhan sektoral yang secara ytd hingga hari ini sudah mencapai 9,24%.

Untuk saham yang menjadi rekomendasi, Catherina merekomendasikan saham BBRI dengan target harga Rp 4.400. BBRI dinilai masih prospektif hingga akhir tahun karena BBRI memiliki pendanaan UMKM yang cukup baik. 

Selain itu harga saham BBRI saat ini juga sudah berada di bawah target harga sehingga cocok untuk diakumulasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×