kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Indeks Keyakinan Konsumen melorot, saham-saham emiten ritel ini dapat dicermati


Rabu, 11 Agustus 2021 / 14:50 WIB
Indeks Keyakinan Konsumen melorot, saham-saham emiten ritel ini dapat dicermati
ILUSTRASI. Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/8/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Juli 2021 menurun di posisi 80,2. Level ini berada di bawah posisi bulan Juni 2021 yang masih berada di area optimistis yakni 107,4. 

Survei Konsumen BI pada Juli 2021 itu mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tertahan seiring dengan kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian Delta Covid-19.  

Ekspektasi terhadap kondisi perekonomian enam bulan ke depan juga masih terbatas, baik dari aspek kegiatan usaha maupun ketersediaan lapangan kerja. 

Mencermati hasil IKK yang melorot, Analis Erdhika Elit Sekuritas Regina Fawziah tidak memungkiri, tekanan tersebut disebabkan oleh konsumsi dan mobilitas masyarakat yang terganggu pada periode Juli 2021.  Kebijakan pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat menekan daya beli masyarakat, sehingga  berpengaruh terhadap berbagai sektor termasuk sektor ritel. 

Baca Juga: Penjualan Distribusi Voucher (DIVA) naik 34% pada semester I, ini rekomendasi analis

Tekanan diperkirakan masih akan berlanjut, apalagi PPKM level 4 kembali diperpanjang. Akan tetapi, kondisi emiten ritel diprediksi akan membaik setelah kuartal III  berakhir. Dengan catatan, jumlah kasus harian terus menurun dan kebijakan PPKM yang ketat tidak  diperpanjang lagi setelahnya. 

"Minimal dari kuartal IV hingga akhir tahun bisa ada perbaikan dari sektor ritel," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/8). 

Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Silvia Loren Budiyanto mengatakan, IKK bulan Juli yang kembali ke level pesimis memang sudah diperkirakan sebelumnya. Ini memang dikarenakan faktor peningkatan kasus Covid-19 dan pengetatan pembatasan aktivitas masyarakat. 

"Saat ini kuncinya ada pada pelonggaran pembatasan dan penanganan pandemi untuk mendorong mobilitas dan consumer confidence," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/8). 

Sektor ritel menjadi salah satu sektor yang terdampak dengan lesunya IKK. Sebab, daya beli masyarakat kelas bawah masih lemah, sementara kepercayaan masyarakat kelas menengah ke atas juga menurun. Adapun emiten ritel yang terdampak paling signifikan adalah emiten yang tergolong dalam kategori produk non-esensial, Ini tidak terlepas dari adanya kebijakan penutupan gerai. 

Baca Juga: Cek rekomendasi saham Astra International (ASII) setelah merilis kinerja kuartal II

Terhadap emiten-emiten ritel, ia masih menerapkan rating netral. Akan tetapi sebenarnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dianggap cukup menarik. "Target harga kami di Rp 800 per saham, karena produknya dan juga market-nya kelas menengah ke atas," imbuh Silvia.

Asal tahu saja, hingga penutupan perdagangan Selasa (10/8) harga saham ERAA berada di Rp 625 per saham. Harganya menguat sejak awal tahun hingga 42,05% ytd. 

 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×