Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar kembali menguat pada perdagangan Kamis (16/6). Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat setelah Federal Reserve (The Fed) agresif menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis points (bps), lebih tinggi dari konsensus 50 bps.
Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia naik ke 105,29 pada pukul 15.40 WIB, Kamis (16/6).
Indeks dolar ini menguat dari penutupan perdagangan kemarin 105,16. Meski menguat, indeks dolar masih lebih rendah ketimbang posisi Selasa (14/6) lalu pada 105,52 yang merupakan level tertinggi tahun ini. Sementara nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,16% ke Rp 14.768 per dolar AS.
Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Jisdor Menguat Tipis ke Rp 14.741 Per Dolar AS Pada Kamis (16/6)
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan kurs dolar AS tidak menguat signifikan setelah sebagian pelaku pasar memandang kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps bukan sebagai kejutan.
"Peluang kenaikan suku bunga The Fed di bulan Juli masih dapat menopang dolar AS. Tetapi untuk beberapa mata uang lainnya juga mendapat dukungan dari ekspektasi kebijakan moneter terbaru," ucap Andian kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6).
Andian mengatakan saat ini membeli dolar AS masih menjadi pilihan, karena target suku bunga The Fed setidaknya 2,50% masih belum tercapai. Inflasi yang tinggi di AS membuka opsi kenaikan suku bunga lebih besar oleh The Fed.
Baca Juga: Indeks Dolar Menguat Setelah Suku Bunga AS Naik, Begini Prediksi Rupiah
Alhasil, kurs rupiah masih terancam melemah terhadap dolar AS seiring kebijakan moneter The Fed dan adanya sikap was-was pelaku pasar seiring reshuffle kabinet di Indonesia saat ini. Dia melihat, level indeks dolar yang berada di 105 merupakan level rekor tertinggi lebih dari 20 tahun.
Andian menyampaikan strategi investasi yang bisa diambil dalam pilihan investasi jangka panjang seperti logam emas fisik ataupun investasi properti. Sementara jangka sangat pendek dan menengah dengan mengikuti investasi pasar berjangka seperti transaksi emas dan mata uang di pasar futures yang memungkinkan posisi dua arah agar lebih fleksibel.
"Di PT MIFX dapat memulai investasi pada produk-produk berjangka dengan nominal yang sangat rendah sejak awal bulan Mei lalu, dan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memulai investasi, tentu saja didukung materi pembelajaran yang dapat diikuti oleh semua kalangan," ucap Andian.
Baca Juga: IHSG Naik 0,62% ke 7.050 Hingga Akhir Perdagangan Kamis (16/6)
Andian menyampaikan ancaman inflasi dan ketidakpastian kondisi saat ini mungkin mempersulit langkah yang dapat diambil pemerintah dalam melakukan intervensi pasar.
Level resistance kuat rupiah hingga akhir tahun pada Rp 15.000 per dolar AS. Dalam waktu dekat rupiah berpeluang bergerak pada kisaran Rp 14.650 per dolar AS-Rp 14.780 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News