kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Indeks Dolar AS Tertekan Prospek Pemangkasan The Fed, Rupiah Berpeluang Menguat


Rabu, 03 Desember 2025 / 21:06 WIB
Indeks Dolar AS Tertekan Prospek Pemangkasan The Fed, Rupiah Berpeluang Menguat
ILUSTRASI. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menekan dolar AS, Josua Pardede memaparkan faktor penentu pergerakan rupiah ke depan


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Trading Economics, Rabu (3/12) pukul 20.11 WIB, indeks dolar (DXY) melemah 0,44% ke level 98,923 secara harian dan turun 1,28% dalam sebulan terakhir.

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan pelemahan dolar telah berlangsung konsisten sejak awal tahun, seiring perubahan persepsi pasar terhadap kebijakan suku bunga AS.

“Suku bunga acuan Fed sekarang sudah turun ke kisaran 3,75–4,00% setelah serangkaian penurunan di September, Oktober, dan November 2025,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).

Menurut Josua, pasar masih mengantisipasi pemangkasan tambahan 75–100 basis poin hingga akhir 2026, yang akan mempersempit keunggulan imbal hasil dolar dan menjaga tekanan pelemahan secara bertahap. Namun ia mengingatkan pelemahan dolar tidak akan linier karena masih berfungsi sebagai aset aman ketika gejolak global muncul.

Baca Juga: OJK Ungkap Langkah Membereskan Saham Gorengan, Fokus Free Float hingga Penindakan

Pada saat bersamaan, rupiah diperkirakan turut diuntungkan, meski ruang penguatannya terbatas. Josua menilai kebijakan ekspansif BI dan pemerintah akan mendorong pertumbuhan dan sentimen investasi, namun juga berpotensi menimbulkan kekhawatiran fiskal dan pelebaran defisit jika tidak terkelola hati-hati.

Ke depan, ia menegaskan faktor eksternal seperti arah suku bunga AS dan data inflasi tetap menjadi penentu utama pergerakan rupiah, disusul risiko perang dagang dan perlambatan ekonomi Tiongkok. Sementara dari domestik, pergerakan kurs bergantung pada persepsi pasar atas kombinasi kebijakan moneter dan fiskal serta stabilitas politik.

Pada kuartal I-2026, Josua memperkirakan rupiah bergerak terbatas dengan kecenderungan menguat bertahap.

“Proyeksi yang wajar untuk kuartal I 2026 adalah rupiah bergerak di rentang sekitar Rp 16.300–Rp 16.700 per dolar dengan rata-rata di sekitar Rp 16.500,” pungkas dia.

Selanjutnya: AdaKami Siapkan Strategi Optimalkan Permintaan Pembiayaan Akhir Tahun

Menarik Dibaca: 9 Mitos Tata Letak Dapur yang Sudah Nggak Relevan di 2025, Ayo Coba Gaya Baru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×