kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Indeks Dolar AS Cenderung Stagnan Pasca Pertemuan FOMC, Pasar Masih Hati-hati


Kamis, 08 Mei 2025 / 20:54 WIB
Indeks Dolar AS Cenderung Stagnan Pasca Pertemuan FOMC, Pasar Masih Hati-hati
ILUSTRASI. Indeks dolar AS (DXY) masih bertengger di kisaran 99 akibat pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang cenderung ambigu.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks dolar AS (DXY) masih bertengger di kisaran 99 akibat pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang cenderung ambigu. Ketidakpastian membuat pasar mempertahankan sikap hati-hati, lantas menahan penguatan dolar.

Menurut Trading Economics, Kamis (8/5) pukul 19.55 WIB, DXY masih berada di level 99,97. Secara kumulatif sepekan, pergerakannya hanya menguat 0,1%.

Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo, indeks dolar tak bisa banyak bergerak gara-gara penolakan eksplisit Powell untuk memangkas suku bunga. Penolakan tersebut sebagai respons terhadap potensi dampak tarif.

“Karena prioritas The Fed saat ini tertuju pada pengendalian inflasi, bahkan jika itu berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi akibat sengketa perdagangan,” kata Sutopo kepada Kontan, Kamis (8/5). 

Baca Juga: Indeks Dolar AS Naik Tipis, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi dan Perang Dagang

Dus, sikap The Fed ini membuat kekhawatiran pasar terkait laju ekspansi ekonomi ke depannya kembali meningkat. Imbasnya, potensi penguatan dolar AS menjadi terbatas, bahkan hingga jangka menengah nanti. 

Padahal, kata Sutopo, status dolar AS sebagai safe haven bisa saja mendorong permintaannya di tengah skenario perang dagang yang tak pasti. Namun, nyatanya kini dolar AS tak banyak diminati.

Di samping itu, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga menyoroti soal pemangkasan suku bunga Bank of England (BOE) sebesar 25 bps. Ini menjadi hambatan lain bagi penguatan dolar AS.

“Karena poundsterling juga menjadi salah satu pembentuk indeks dolar AS,” ungkap Fikri kepada Kontan, Kamis (8/5). 

Kendati penguatannya terbatas, Fikri menilai, dolar AS masih menarik untuk diinvestasikan hingga setidaknya satu tahun ke depan. Pasalnya, penurunan signifikan DXY mungkin tak akan terjadi dalam waktu dekat. Itu masih akan tergantung kepastian suku bunga The Fed dan suku bunga acuan lainnya nanti.

Namun kalau untuk lebih dari setahun, Fikri cenderung pesimistis. Ia bilang investor sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio. 

Ada beberapa negara atau kelompok negara yang mulai mengurangi kepemilikan USD, baik dalam mekanisme dagang, investasi, dan sebagai reserve asset atau cadangan devisa,” tambah Fikri. 

Baca Juga: Pergerakan Indeks Dolar Menunggu Data Ekonomi Utama Amerika

Selanjutnya: Cadangan Devisa RI Merosot US$ 4,6 Miliar, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun 2025

Menarik Dibaca: 5 Zodiak Magnet Uang yang Mudah Menarik Kekayaan, Cermat dan Pandai Mengubah Peluang!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×