kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indeks bertema syariah tertekan sejak awal tahun, ini pemberatnya


Kamis, 16 September 2021 / 20:43 WIB
Indeks bertema syariah tertekan sejak awal tahun, ini pemberatnya
ILUSTRASI. Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

Kendati kinerja indeks bertema syariah tampak lesu, Wawan mencermati, saham-saham syariah sebetulnya memiliki keunggulan yakni kondisi fundamental yang relatif baik. 

Asal tahu saja, salah satu kriteria seleksi saham syariah oleh OJK adalah total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%. Dengan kata lain, untuk bisa masuk ke kategori syariah utang emiten tidak boleh terlalu besar.

Walau begitu, Wawan tidak memungkiri, pergerakan harga saham jangka pendek dan menengah memang lebih dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar dibanding kondisi fundamental emiten. 

Oleh karenanya, bagi investor yang memiliki preferensi saham syariah, Wawan merekomendasikan untuk melirik saham-saham syariah yang defensif selama pandemi, Misalnya sektor telekomunikasi dan sektor barang konsumen. Wawan juga menyarankan investor mencermati saham keuangan syariah. Apabila ekonomi pulih sektor keuangan akan sangat dibutuhkan. 

Baca Juga: Bahana TCW: Sektor teknologi dan kesehatan jadi pilihan investasi saat pandemi

Senada, Ivan menungkapkan, rasio utang yang dibatasi menimbulkan rasio solvabilitas yang lebih rendah. Dengan kata lain, kemampuan emiten syariah dalam membayar utang cenderung lebih baik. Oleh karenanya, investor yang tertarik berinvestasi di saham-saham syariah tidak perlu khawatir. 

Dengan mempertimbangkan saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo dan mencermati industri-industri yang tidak terdampak signifikan oleh pandemi, Ivan cenderung menjagokan saham-saham syariah yang bergerak di sektor telekomunikasi, pertambangan, dan perdagangan.  Setelah pandemi membaik dan kondisi ekonomi kembali pulih, sektor-sektor ini juga diperkirakan masih akan berkinerja baik. 

Ia mengungkapkan, saham sektor telekomunikasi ditopang aktivitas masyarakat yang masih dilakukan secara online, sehingga meningkatkan penjualan kuota data dari suatu emiten.  

Sementara, sektor pertambangan dipicu oleh harga komoditas global yang saat ini mulai meningkat. Adapun saham-saham syariah yang dijagokannya seperti TLKM, EXCL, ISAT, ADRO, ANTM, MDKA, dan EMTK. 

Sedangkan dari sektor perdagangan, Ivan menjagokan saham ERAA yang masih mampu membukukan kenaikan penjualan. Bisnisnya cenderung bertahan karena adanya kenaikan penjualan gadget dan alat elektronik lainnya ditengah pandemi Covid-19. 

Selanjutnya: Kinerja bank syariah kalahkan industri, analis rekomendasikan saham BTPS dan BRIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×