kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Incar menara baru, amunisi TBIG masih banyak


Jumat, 07 Februari 2014 / 17:20 WIB
Incar menara baru, amunisi TBIG masih banyak
ILUSTRASI. Penyebab Banyak Tahi Lalat Baru Bermunculan


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) masih terus mendorong penambahan menara secara organik. Perseroan masih memiliki beberapa amunisi untuk mendanai ekspansinya tahun ini.

Direktur Utama TBIG, Herman Setya Budi mengatakan, di akhir tahun 2013, pertumbuhan menara TBIG masih cukup kuat, sejalan dengan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya.

Dia mencontohkan, di Kuartal III 2013, perseroan sudah memiliki 9.830 unit site telekomunikasi, bertambah dari tahun 2012 yang sebanyak 8.439 unit. Artinya sudah ada pertumbuhan sekitar 16%. "Pertumbuhan ini sejalan sampai akhir tahun dan di tahun depan. Pertumbuhan tenant juga terus meningkat," ujarnya ke KONTAN.

Nah, selain menambah jumlah menara secara organik, TBIG juga mengincar penambahan menara baru dengan jalan akuisisi. Memang belakangan ini, muncul beberapa tawaran dari sejumlah operator telekomunikasi.

Misalnya saja dari rencana pelepasan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Baru-baru ini, PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga mengumumkan rencana menjual sebagian menara untuk mendanai akuisisi dan merger dengan PT Axis Telecom Indonesia.

Namun, TBIG mengaku belum ada tawaran khusus untuk akuisisi menara. "Kami hanya mendengar dari media kalau memang beberapa yang mau menjual. Tetapi belum ada tawaran langsung. Kalau ditawarkan ya kami mau saja beli," lanjutnya.

Untuk ekspansi anorganik tersebut, TBIG masih memiliki sejumlah alternatif pembiayaan yang cukup besar. Misalnya saja, TBIG masih memiliki pinjaman sindikasi yang bisa ditarik secara fleksibel sebesar US$ 605 juta.

TBIG juga masih memiliki opsi pendanaan dari penerbitan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 4 triliun. Perseroan sudah menerbitkan obligasi Tahap I sebesar Rp 740 miliar untuk membayar utang anak usaha dan membangun sites telekomunikasi baru di Jawa, Sumatera, Bali dan Kalimantan.

"Masih ada sisa obligasi yang cukup besar, sedang dihitung berapa obligasi tahap dua yang bisa diterbitkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×