Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan keamanan siber, PT ITSEC Asia Tbk bakal melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggelar penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).
Calon emiten yang bakal menggunakan kode CYBR ini menawarkan sebanyak-banyaknya 1 miliar saham baru dengan nominal Rp 25 per. Ini setara dengan 15,64% dari modal ditempatkan disetor penuh usai IPO.
ISTEC Asia memasang harga penawaran awal atawa bookbuilding dalam rentang Rp 100 hingga Rp 110 per saham. Dengan begitu, CYBR berpotensi mengantongi dasar segar maksimal Rp 110,96 miliar.
Direktur Utama ITSEC Asia Andri Hutama Putra menjabarkan dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek akan digunakan untuk dua hal utama.
"Pertama sekitar 87% akan digunakan sebagai modal kerja untuk perluasan tim cyber security di Indonesia, Singapura dan Australia," ucap Andri dalam paparan publik, Selasa (18/7).
Baca Juga: Ngebut Serap Dana Hasil IPO, Emiten Baru Mengejar Momentum Industri yang Kondusif
Kedua sekitar 13% bakal dipakai sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) guna perluasan tim cyber security di Indonesia, Singapura dan Australia, serta untuk melakukan ekspansi.
Menilik kinerja keuangan ITSEC Asia, calon emiten dari sektor teknologi ini membukukan pendapatan sebesar Rp 187,02 juta pada 2022. Raihan itu tumbuh 58,07% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari 118,31 miliar di 2021.
Adapun total pendapatan bersih ITSEC Asia tersebut diperoleh dari laporan konsolidasi yang beroperasi di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Australia.
Dari sisi bottom line, ITSEC Asia masih menderita rugi bersih sebesar Rp 10,86 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut membengkak 57,08% secara tahunan dari Rp 6,90 miliar di 2021.
Baca Juga: Saham IPO HUMI Milik Tommy Soeharto Kalah Murah Dibanding Emiten Sejenis di BEI
Kendati begitu, Andri optimistis akan prospek bisnis keamanan siber ini. Dia bilang aspek keamanan informasi dan siber memiliki prospek yang makin cerah sejalan dengan berkembangnya digitalisasi.
"Kami akan masuk ke ranah cyber security sebagai backbone kesuksesan industri 4.0 dengan adanya digitalisasi keamanan informasi. Ini akan menjadi salah satu penunjang," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News