Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan bergerak turun pada perdagangan Rabu (2/1). Hal ini terjadi seiring pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) dan rendahnya inflasi di dalam negeri.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengungkapkan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) turun 3 basis poin (bps) ke level 2,68% pada Senin (31/12) malam. Adapun imbal hasil US Treasury jangka panjang (30 tahun) turun 2 bps ke level 3,02%.
“Penurunan imbal hasil US Treasury masih dipicu oleh tingginya ekspektasi investor bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini,” papar dia dalam riset, Rabu (2/1).
Pergerakan harga minyak mentah dan gas alam dunia juga mendorong penurunan imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan gas alam sepanjang lima hari terakhir masing-masing bergerak relatif stabil. Harga minyak WTI masih bergerak di kisaran US$ 45,1—US$ 45,8 per barel, sedangkan harga gas alam berada di kisaran US$ 2,96—US$ 3,01 per MMBtu.
Dengan demikian, besar kemungkinan imbal hasil SUN akan bergerak turun pada hari ini. Apalagi, dollar AS masih melemah dan data inflasi Indonesia pada Desember 2018 yang akan dirilis hari ini berpotensi positif.
Menurut Mikail, hari ini imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan bergerak di rentang 8,0%-8,20%. Adapun seri obligasi negara yang ia rekomendasikan pada hari ini antara lain FR0077, FR0078, FR0072, dan FR0075.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News