kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Obligasi pemerintah diproyeksi cetak return 5,65% di tahun depan


Jumat, 28 Desember 2018 / 19:57 WIB
Obligasi pemerintah diproyeksi cetak return 5,65% di tahun depan
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, imbal hasil surat utang pemerintah yang tercatat dalam INDOBEX Government Total Return masih minus 1,64%. Namun, I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas memproyeksikan kinerja obligasi pemerintah ini bisa membaik di tahun depan.

"Kinerja obligasi pemerintah tahun depan bisa tumbuh tetapi tidak signifikan, namun dibanding kinerja tahun ini, kinerja di tahun depan masih lebih baik," kata Made.

Dengan ekspektasi yield Surat Utang Negara (SUN) masih berpotensi naik, misalnya dari 8,1% ke 8,5%, Made menghitung potensi penurunan harga hanya 3%-5%. Berbeda dengan sepanjang tahun ini dimana harga SUN terkoreksi lebih dari 10%.

Made memproyeksikan secara moderat obligasi pemerintah bisa memberikan return 5,65% di tahun depan.

Pasar obligasi pemerintah bisa pulih karena didukung kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang tidak seagresif tahun ini. Estimasi kenaikan FFR hanya dua kali di tahun depan, menurut Made hal tersebut bisa memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi pemerintah.

Sementara, dari dalam negeri pasar obliagsi pemerintah juga akan didukung dari volatilitas rupiah yang lebih stabil. Berbeda dengan tahun ini, dimana pada awal tahun rupiah dibuka pada Rp 13.500 per dollar AS dan melorot ke Rp 14.500 per dollar AS.

"Kalaupun rupiah menyentuh Rp 15.000 naiknya hanya Rp 500, volatilitas tidak separah tahun ini, ini jadi sentimen positif juga," kata Made.

Menurut Made menjadi langkah awal yang baik karena di akhir tahun ini yield ditutup tidak serendah tahun lalu di 6,3%, sehingga koreksi harga yang terjadi tidak begitu besar. "Harusnya di tahun depan tekanan eksternal mereda tetapi investor perlu tetap waspada pada lanjutnya kenaikan suku bunga yang berpotensi meningkatkan volatilitas rupiah," kata Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×