kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Imbal hasil reksadana saham diprediksi lebih 10%


Senin, 01 Februari 2016 / 18:24 WIB
Imbal hasil reksadana saham diprediksi lebih 10%


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Analis optimistis, performa reksadana saham akan unggul tahun 2016, melebihi 10%. Data Infovesta Utama menunjukkan, indeks rata-rata imbal hasil reksadana saham yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index minus 0,15%.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memproyeksikan, return reksadana saham tahun ini akan berkisar 11,34% - 14,88%. Alasannya, berbagai kebijakan pemerintah mengejar target laju ekonomi tahun 2016. “Pembangunan infrastruktur dengan tantangan realisasinya serta kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat,” terangnya, Senin (1/2).

Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana optimistis jenis reksadana saham masih bisa mencetak imbal hasil sekitar 10% - 15% sepanjang tahun 2016. Faktor pendorongnya, ada peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan yang saat ini bertengger di level 7,25%.

Maklum, tingkat inflasi dalam negeri cukup terjaga. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi domestik sepanjang Januari 2016 mencapai 0,51%.

Amunisi tambahan juga bersumber dari peluang kenaikan rating Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P). Pada 21 Mei 2015 lalu, S&P sudah menaikkan outlook rating Indonesia dari stable menjadi positive yang sekaligus mengafirmasi rating pada level BB+. Ini berarti ada peluang bagi S&P untuk menaikkan rating Indonesia dalam kurun 12 bulan.

“Prediksi IHSG akhir tahun di level 5.000 – 5.200. Tantangan yang patut dicermati tahun ini adalah fiskal yang short fall serta eksekusi rencana pembangunan infrastruktur,” paparnya.

Serupa, Senior Fund Manager PT BNI Asset Management (BNI-AM) Hanif Mantiq yakin reksadana saham tahun 2016 bisa mencapai imbal hasil 20%. Katalis positif bersumber dari domestik, yakni stabilitas rupiah dan terjaganya inflasi yang dipatok sekitar 4%.

“Produk Domestik Bruto (PDB) rebound serta pertumbuhan laba emiten di atas 15%. Masih optimistis,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×