kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,19   -7,17   -0.77%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil berpotensi turun, analis: Reksadana pasar uang tetap menarik


Senin, 20 Januari 2020 / 19:04 WIB
Imbal hasil berpotensi turun, analis: Reksadana pasar uang tetap menarik
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/09/2019


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tren penurunan suku bunga berpotensi berlanjut, imbal hasil reksadana pasar uang berpotensi turun di tahun ini. 

Imbal hasil reksadana pasar uang di 2020 berpotensi menurun karena tren suku bunga turun juga berpotensi berlanjut. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksadana pasar uang yang tercermin dalam Infovesta 90 Money Market Fund Index berhasil menorehkan kinerja 5,83%. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai kinerja reksadana pasar uang di tahun lalu cukup menarik karena selalu bisa berada di atas bunga deposito. 

Baca Juga: Catat, ini strategi pengelolaan portofolio investor untuk tahun 2020

Namun, seiring dengan tren penurunan suku bunga, Wawan memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang juga berpotensi menurun. 

Wawan memproyeksikan suku bunga berpotensi turun dua kali di tahun ini ke 4,5%. Salah satu hal yang mendukung penurunan tersebut adalah inflasi yang terjaga stabil di 3%. 

"Tahun ini inflasi masih akan berfluktuasi tetapi rata-rata tetap stabil di 3% jadi seharusnya suku bunga masih bisa turun lagi," kata Wawan. 

Dengan begitu, Wawan memproyeksikan rata-rata kinerja reksadana pasar uang sebesar 4%-4,5%. 

Meski imbal hasil menurun, Wawan mengatakan reksadana pasar uang tetap menarik untuk dimiliki karena imbal hasil bisa setara atau melebihi bunga deposito dengan likuiditas setara tabungan. Tidak heran, bila dana kelolaan yang berasal dari reksadana pasar uang mendominasi kontribusi pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana di tahun lalu. 

Senada, Fund Manager Insight Investment Management Nesya F. Agustini meyakini reksadana pasar uang masih menjadi alternatif investasi yang menarik karena cenderung memberikan imbal hasil yang stabil, terutama saat ketidakpastian melanda. 

Ruang penurunan suku bunga juga Nesya proyeksikan masih terbuka meski tidak sebanyak tahun lalu.

Meski tren penurunan suku bunga masih berlanjut di tahun ini, Nesya optimistis kinerja reksadana pasar uang masih bisa tumbuh dan cenderung stabil dengan memegang obligasi bertenor kurang dari satu tahun. 

Baca Juga: Kinerja reksadana saham jadi yang terburuk di industri reksadana 2019

"Penurunan suku bunga tidak terlalu berdampak pada obligasi korporasi tenor di bawah 1 tahun yang menjadi aset dasar reksadana pasar uang, sehingga kinerja reksadana pasar uang masih dapat bergerak naik dan cenderung stabil," kata Nesya. 

Sekadar informasi, kinerja reksadana pasar uang Insight Retail Cash Fund berhasil tumbuh cukup tinggi. Berdasarkan data Infovesta, sepanjang tahun lalu reksadana tersebut tumbuh 7,16%. 

Nesya mengatakan reksadana pasar uang milik Insight dapat berkinerja tinggi karena memilih obligasi korporasi kurang dari satu tahun sebagai aset dasar utama, selain deposito. Dengan mayoritas portofolio diisi aset obligasi maka pergerakan kinerja bisa hasilnya tingkat imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan deposito. 

Keuntungan mengoleksi obligasi adalah pajak yang lebih rendah dari deposito sehingga tingkat imbal hasil bisa lebih tinggi. 

Sementara, untuk mendukung pertumbuhan kinerja, Nesya mengatakan Insight fokus menempatkan dana di deposito milik bank buku III dan II dengan tenor rata-rata satu hingga tiga bulan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×