kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG sesi I anjlok dalam, ini faktor-faktor pemicunya


Kamis, 14 November 2019 / 12:41 WIB
IHSG sesi I anjlok dalam, ini faktor-faktor pemicunya
ILUSTRASI. Pegawai melintas di depan layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Nur Qolbi, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Perundingan dagang AS-China masih menunggu keputusan, sedangkan sentimen lokal, yakni laporan neraca perdagangan Oktober 2019 yang akan dirilis Jumat ini juga membuat investor cenderung wait and see," ucap dia kepada KONTAN, Rabu (13/11).

Baca Juga: IHSG turun, apakah PER dan PBV 20 saham LQ45 ini murah?

Sementara itu, jika mengamati isu global, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi indeks hari ini.

Pertama, deadlock kesepakatan dagang AS dan China.

Negosiasi perdagangan berisiko tinggi antara AS dan China mengalami masalah ketika kedua negara berusaha untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan terbatas.

Kayla Tausche dari CNBC melaporkan, dengan mengutip sumber-sumber yang mengetahui detil masalah tersebut, pihak AS berusaha untuk mengamankan konsesi yang lebih kuat dari China untuk mengatur perlindungan kekayaan intelektual dan menghentikan praktik transfer teknologi paksa sebagai imbalan untuk menarik kembali pemberlakuan sejumlah tarif.

Baca Juga: IHSG melemah lagi di awal perdagangan Kamis (14/11)

Sayangnya, perundingan kedua belah pihak mengalami kebuntuan meskipun AS dan China mengatakan mereka pada prinsipnya sudah memiliki perjanjian kurang dari sebulan yang lalu.

The Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan hambatan dalam perundingan dagang, menambahkan China ragu untuk berkomitmen untuk sejumlah produk pertanian tertentu dalam teks kesepakatan potensial. Presiden Donald Trump mengklaim bulan lalu, China telah setuju untuk membeli barang-barang pertanian AS hingga US$ 50 miliar. Ini merupakan bagian dari apa yang disebut kesepakatan perdagangan fase satu.

Kedua, data ekonomi China memburuk

Produksi industri China tumbuh melambat pada bulan Oktober. Produksi industri hanya naik 4,7% secara year on year pada bulan lalu.

Data yang dirilis Biro Statistik Nasional ini jauh lebih rendah ketimbang median prediksi polling Reuters yang meramalkan kenaikan 5,4% secara tahunan.

Baca Juga: Tarif Cukai Naik, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Gudang Garam (GGRM) premium

Indikator menunjukkan bahwa sektor lain juga melambat secara signifikan dan meleset dari prediksi. Pertumbuhan penjualan ritel mencapai level terendah dalam 16 tahun terakhir.

Penjualan ritel naik 7,2% secara tahunan pada bulan Oktober. Angka ini sama dengan posisi April lalu yang merupakan level terendah dalam 16 tahun terakhir. Pertumbuhan penjualan ritel ini lebih rendah daripada ekspektasi pasar yang sebesar 7,9%.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×