Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI Business, IHSG menanjak 35,04 poin atau 0,53% ke level 6.693.401 pada penutupan perdagangan Jumat (14/1).
Kendati begitu, secara mingguan IHSG merosot 0,12%. IHSG ditutup pada zona merah di tiga hari awal pekan kemarin, yakni pada Senin (10/1) merosot 0,15%, Selasa (11/1) terpangkas 0,64%, dan pada Rabu (12/1) yang turun tipis 0,01%. IHSG kembali bergerak ke zona hijau pada dua hari terakhir perdagangan yakni Kamis (13/1) terpantau naik 0,17% dan menanjak 0,53% pada akhir pekan.
Analis Indo Premier Sekuritas, Mino, membeberkan beberapa sentimen negatif dan positif yang mempengaruhi pergerakan IHSG selama sepekan lalu. Sentimen negatif antara lain berasal dari pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan akan secara agresif menekan laju inflasi yang saat ini cukup tinggi dengan penerapan beberapa kebijakan moneter ketat.
Selain itu, ada aksi jual investor terhadap saham sektor teknologi.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat di Pekan Depan
Sedangkan untuk sentimen positif, datang dari menguatnya harga batubara secara signifikan seiring kebijakan pelarangan ekspor komoditas tersebut. "Lalu, ada aksi beli asing yang cukup masif serta digelarnya program vaksin booster tanpa berbayar," ujar Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/1).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat IHSG masih bergerak sideways. Cenderung bergerak melemah dalam seminggu terakhir dengan rentang perdagangan di 6.626-6.728. "Walaupun aktivitas asing tercatat net buy selama seminggu terakhir, tetapi pembelian asing tersebut mayoritas didominasi oleh pembelian saham BBCA," sebutnya.
Sedangkan menurut Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG pekan kemarin dipengaruhi oleh beberapa hal seperti rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel di dalam negeri yang masih dalam kondisi baik. Kemudian juga ada pengaruh dari rilis data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat.
Untuk perdagangan sepekan depan, Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat. Sejalan dengan adanya rilis data neraca perdagangan dan suku bunga acuan Bank Indonesia.
William juga menaksir pergerakan IHSG minggu depan akan cenderung menguat. Apabila IHSG naik ke atas level 6.728, IHSG berpotensi kembali mencetak all time high dengan target penguatan di sekitar level 6.900-7.000. Tetapi apabila IHSG turun ke bawah level 6.593, IHSG berpotensi untuk kembali menuju level 6.480-6.500.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,53% ke 6.693 Hingga Akhir Perdagangan Jumat (14/1)
"Untuk katalis IHSG seminggu ke depan akan ditentukan oleh pengendalian keberhasilan virus omricon di Indonesia dan adanya RDG bulanan untuk penentuan level suku bunga 7 days RRR," jelas William.
William menjagokan sejumlah saham yang dinilai menarik untuk perdagangan minggu depan. Diantaranya SMGR, TLKM, FREN, ISAT, BTPS.
Senada, Mino pun memprediksi IHSG berpeluang menguat sepekan ke depan. "Seiring dimulainya musim laporan keuangan di Amerika dengan ekspektasi yang cukup positif, potensi berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan aksi beli asing," terang Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (14/1).
Mino merekomendasikan untuk mencermati saham dari sektor keuangan (BMRI, BBCA, BBNI), energi (PTBA, ITMG), dan sektor industrial (ASII, UNTR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News