Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.832,80 pada perdagangan Jumat (9/5) atau menguat tipis 0,07% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam satu pekan terakhir, IHSG juga berada dalam tren positif lantaran menguat 0,25%.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan, kendati mengalami penguatan 0,25% dibandingkan pekan lalu, pergerakan IHSG sebenarnya cukup fluktuatif.
Ada beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan ini. Salah satunya adalah sentimen cum-date dividen tahun buku 2024 dari sejumlah emiten, terutama emiten yang memberikan yield dividen lebih dari 5%.
Baca Juga: Pergerakan IHSG Hari Ini Menanti Data Ekonomi
Selain itu, keputusan The Fed yang kembali menahan suku bunga acuan di level 4,5% juga berdampak bagi IHSG.
“Di sisi lain, tekanan capital outflow asing masih terjadi dan mencapai Rp 3,26 triliun selama sepekan terakhir,” ujar Audi, Jumat (9/5).
Sementara menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, dinamika perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait kebijakan tarif masih menjadi perhatian utama pelaku pasar selama pekan ini.
Para pelaku pasar juga mencermati tensi konflik geopolitik yang memanas antara India dan Pakistan yang bisa saja berdampak ke pasar saham Indonesia jika terus berlanjut.
Baca Juga: Jenuh Beli dan Sudah Naik Tinggi, Hari Ini Rabu (7/5), IHSG Rawan Terkoreksi
Dari dalam negeri, arah IHSG turut dipengaruhi oleh hasil kinerja keuangan kuartal I-2025 yang telah dirilis sejumlah emiten sejak akhir bulan lalu. Meski kinerja beberapa emiten dari sektor tertentu mengalami perlambatan, namun hal itu dianggap masih sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Kinerja IHSG juga terbantu oleh membaiknya angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan April 2025 yang berada di level 121,7 atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 121,1. Hasil ini mengakhiri tren penurunan IKK yang terjadi dari Januari—Maret 2025.
“Stabilitas nilai tukar rupiah selama pekan ini turut membantu IHSG,” tutur dia, Jumat (9/5).
Arah IHSG pun masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal pada pekan depan yang notabene jumlah hari perdagangannya tidak banyak, mengingat adanya libur dan cuti bersama Hari Raya Waisak.
Baca Juga: Banyak Katalis Positif, Sepekan IHSG Menguat 2,05%
Ada beberapa sentimen yang bakal dicermati investor, misalnya rilis data inflasi AS yang diperkirakan meningkat sebesar 2,6% yoy, penguatan indeks dolar AS yang berpotensi menekan kurs rupiah, hingga rilis data neraca perdagangan Indonesia periode April 2025 yang diperkirakan surplus US$ 3,5 miliar atau turun dari sebelumnya US$ 4,33 miliar.
Audi memproyeksikan IHSG akan bergerak cenderung melemah pada Rabu (14/5) dengan rentang level support Rp 6.765 per saham dan resistance Rp 6.920 per saham. Potensi pelemahan ini terlihat dari indikator MACD yang menunjukkan tren melandai.
Secara teknikal, Audi menyatakan saham BRIS dan JPFA dapat dipertimbangkan investor saat pasar kembali dibuka setelah libur panjang Waisak.
Baca Juga: Ada Peluang Sell in May and Go Away, Begini Proyeksi IHSG
Saham BRIS direkomendasikan speculative buy dengan support di level Rp 2.680 per saham dan resistance Rp 3.020 per saham, sedangkan JPFA juga direkomendasikan speculative buy dengan support di level Rp 1.730 per saham dan resistance Rp 1.880 per saham.
Selanjutnya: Usai Sukses Gelar BSI GIFS 2025, Lompatan Kinerja BSI Jejak Nyata Perbankan Syariah
Menarik Dibaca: Yura Yunita Rilis Lagu Tanda, Nicholas Saputra Jadi Bintang Video Klipnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News