Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Sejak tanggal 20 Oktober 2014 sampai 30 April 2021, dengan menggunakan 9 sektor BEI, sektor keuangan mengalami kenaikan paling tinggi, yaitu hingga 96,07%. Di posisi kedua, ada sektor industri dasar dan kimia sebesar 74,92%.
Sedangkan, sejak 1 Mei 2021 hingga 16 Agustus 2023, dengan menggunakan 11 sektor baru BEI, sektor energi mengalami penguatan tertinggi, yaitu 168,77%. Sektor transportasi menyusul di posisi kedua dengan penguatan sebesar 78,80%.
Di sisi lain, sektor properti turun paling dalam pada periode 20 Oktober 2014 hingga 30 April 2021, yaitu -23,91%. Kemudian, disusul sektor konsumsi yang turun 23,27% pada periode tersebut.
Baca Juga: IHSG Turun 0,29%, Ini Saham Top Gainers & Top Losers Sepekan
Sedangkan, sejak 1 Mei 2021 hingga 16 Agustus 2023, dengan menggunakan 11 sektor baru BE, penurunan terbesar dialami sektor properti sebesar -14,40% dan barang baku -8,07%.
Nico memproyeksikan, IHSG bisa lebih bullish dan menembus level 7000 di akhir tahun 2023, tepatnya di kisaran di level 7200.
Sentiment penggerak IHSG hingga akhir tahun 2023 adalah suku bunga The Fed yang akan mencapai titik puncaknya, sehingga risiko akan lebih terukur. Lalu, sudah terkendalinya inflasi domestik yang disertai akan stabilnya data makroekonomi domestik,
Musim kampanye Pemilu 2024 yang akan dimulai pada awal kuartal IV 2023 juga akan meningkatkan perputaran dana di masyarakat.
Baca Juga: Berikut Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Senin (21/8)
“Kampanye turut menopang pertumbuhan ekonomi domestik dan pada akhirnya akan bertranslasi ke peningkatan saham domestik,” paparnya.
Namun, kata Nico, risiko terhadap pergerakan IHSG di tahun 2023 ini juga masih ada. Sentimen negatifnya berasal dari ketidakpastian inflasi global dan belum cepatnya pemulihan ekonomi China.
“Sektor yang diprediksi perform hingga akhir 2023 adalah perbankan, konsumen primer, dan properti,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News