kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG Menguat 36,90% Selama Kepemimpinan Jokowi, Cermati Prospeknya Hingga Akhir 2023


Minggu, 20 Agustus 2023 / 18:50 WIB
IHSG Menguat 36,90% Selama Kepemimpinan Jokowi, Cermati Prospeknya Hingga Akhir 2023
Presiden Joko Widodo saat pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023. IHSG Menguat 36,90% Selama Kepemimpinan Jokowi, Cermati Prospeknya Hingga Akhir 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal melampaui level 7.000 pada akhir 2023. Lalu, bagaimana sebenarnya pergerakan IHSG selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Research & Consulting Manager Infovesta Utama, Nicodimus Anggi mengatakan, sejak tanggal pelantikan Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2014 hingga 16 Agustus 2023 lalu, IHSG telah menguat sebesar 36,90%.

Menurut Nico, pergerakan bursa selama 2 periode kepemimpinan Presiden Jokowi dibayangi dua hal besar yang menekan kinerja IHSG. Dua hal itu adalah perang dagang AS-China dan Pandemi Covid-19 yang membuat IHSG sempat drop hingga ke level 3.937,63 pada 24 Maret 2020. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bisa Melampaui Level 7.000 pada Akhir Tahun 2023

“Namun, kebijakan pemerintahan Jokowi yang tidak memberlakukan lockdown dan menggencarkan vaksinasi membuat IHSG cepat pulih ke level hari ini,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/8).

Nico mengatakan, IHSG bahkan juga pernah mencapai level tertinggi di saat pemerintahan Presiden Jokowi, yaitu di level 7.318,02 pada tanggal 13 September 2022.

Kemudian, pada 15 September 2022, IHSG sempat mencatat all time high di sesi 1 ke level 7.363,42. Namun, pada penutupan perdagangan hari itu ditutup di level 7.305,60.  Sentimennya adalah semakin pulihnya ekonomi Indonesia pasca pelonggaran ekonomi dengan beberapa rilis data makro yang menguat.

“Lalu, ditambah dengan masih boomingnya harga komoditas pada pertengahan September 2022, yang mendongkrak kinerja harga saham sektor energi,” katanya.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Senin (20/8)

Nico menuturkan, jumlah investor saham selama periode kepemimpinan Jokowi juga meningkat, khususnya investor ritel. Selain itu, jumlah emiten IPO dan dana yang masuk ke pasar modal dari IPO juga terus mencatatkan pertumbuhan signifikan. 

Kebijakan pro investasi dan kebijakan cepat tanggap pada penanganan Pandemi COVID-19 di Tanah Air juga membuat IHSG cepat untuk recover dibanding beberapa saham negara lain. 

“Sementara, hal yang sempat menjadi sentimen negatif bagi perkembangan bursa kita adalah pencabutan subsidi, khususnya subsidi bahan bakar minyak (BBM),” tuturnya.

Sejak tanggal 20 Oktober 2014 sampai 30 April 2021, dengan menggunakan 9 sektor BEI, sektor keuangan mengalami kenaikan paling tinggi, yaitu hingga 96,07%. Di posisi kedua, ada sektor industri dasar dan kimia sebesar 74,92%.

Sedangkan, sejak 1 Mei 2021 hingga 16 Agustus 2023, dengan menggunakan 11 sektor baru BEI, sektor energi mengalami penguatan tertinggi, yaitu 168,77%. Sektor transportasi menyusul di posisi kedua dengan penguatan sebesar 78,80%.

Di sisi lain, sektor properti turun paling dalam pada periode 20 Oktober 2014 hingga 30 April 2021, yaitu -23,91%. Kemudian, disusul sektor konsumsi yang turun 23,27% pada periode tersebut.

Baca Juga: IHSG Turun 0,29%, Ini Saham Top Gainers & Top Losers Sepekan

Sedangkan, sejak 1 Mei 2021 hingga 16 Agustus 2023, dengan menggunakan 11 sektor baru BE, penurunan terbesar dialami sektor properti sebesar -14,40% dan barang baku -8,07%.

Nico memproyeksikan, IHSG bisa lebih bullish dan menembus level 7000 di akhir tahun 2023, tepatnya di kisaran di level 7200.

Sentiment penggerak IHSG hingga akhir tahun 2023 adalah suku bunga The Fed yang akan mencapai titik puncaknya, sehingga risiko akan lebih terukur. Lalu, sudah terkendalinya inflasi domestik yang disertai akan stabilnya data makroekonomi domestik, 

Musim kampanye Pemilu 2024 yang akan dimulai pada awal kuartal IV 2023 juga akan meningkatkan perputaran dana di masyarakat.

Baca Juga: Berikut Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Senin (21/8)

“Kampanye turut menopang pertumbuhan ekonomi domestik dan pada akhirnya akan bertranslasi ke peningkatan saham domestik,” paparnya. 

Namun, kata Nico, risiko terhadap pergerakan IHSG di tahun 2023 ini juga masih ada. Sentimen negatifnya berasal dari ketidakpastian inflasi global dan belum cepatnya pemulihan ekonomi China.

“Sektor yang diprediksi perform hingga akhir 2023 adalah perbankan, konsumen primer, dan properti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×