Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih saja tertekan, khususnya dari sentimen negatif global. Sementara itu, dari dalam negeri belum ada potensi sentimen positif yang muncul hingga akhir Juli ini.
Kondisi tersebut, membuat risiko pasar tertekan lebih besar, lantaran belum ada bantalan positif yang mampu menahan tekanan indeks dalam negeri. Hal ini membuat investor harus lebih selektif dalam menentukan pilihan investasi.
Sekadar informasi, selama sepekan terakhir, IHSG tertekan 1,2%, menjadikan keuntungan di Bulan Juli yang masih berjalan ini hanya 0,88%. Padahal, sejak awal tahun, indeks sudah turun 7,6%.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, kemungkinan para pelaku pasar masih menanti keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya, serta menunggu hasil pertemuan para Menteri Keuangan G20 pada 21-22 Juli.
"Pasti mereka akan mengangkat isu kebijakan proteksionisme perdagangan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump, sekaligus untuk mencari solusi," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (19/7).
Dia memperkirakan, rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya dua kali lagi di tahun ini, sudah berada di jalurnya. Sekaligus, menjadikan kebijakan The Fed saat ini bersifat hawkish.
"Sentimen kita masih didominasi eksternal, sementara sentimen domestik masih minim," jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, Nafan menilai ada beberapa sekor dan saham yang masih prospektif meskipun minim sentimen domestik. Seperti barang konsumsi, keuangan, manufaktur, aneka industri dan sektor properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News