Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah di tengah negatifnya pasar regional terkena isu pemilu Amerika Serikat (AS), Rabu (2/11). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,19% atau 10,552 poin ke level 5.405.
Ada 204 saham bergerak turun, 102 saham bergerak naik, dan 94 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini 14,22 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,15 triliun.
Delapan indeks sektoral membebani IHSG. Sektor agrikultur turun 1,60%, konstruksi 1,36%, dan perdagangan turun 1,02%. Sedangkan, sektor yang menghijau hanya pertambangan naik 1,77%, dan keuangan naik 0,33%.
Di pasar reguler, investor asing melakukan aksi jualnya Rp 624,879 miliar. Tetapi secara keseluruhan, investor asing mencatatkan aksi beli Rp 247,843 miliar.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 4,65% ke Rp 820, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,86% ke Rp 1.990, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 3,63% ke Rp 1.460.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 4,88% ke Rp 1.720, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,43% ke Rp 12.400, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 1,41% ke Rp 720.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, pasar saham di kawasan Asia bergerak negatif di tengah antisipasi pengumuman hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), kondisi itu turut memicu IHSG terkoreksi.
"Pelaku pasar kini tengah memperhatikan penantian keputusan hasil dari pertemuan The Fed," katanya dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri pun belum dapat menjaga laju IHSG. Pasar cenderung mengabaikan data inflasi bulan Oktober 2016 yang relatif stabil.
Isu pemilu AS
Sementara itu, pasar saham Asia turun tajam di tengah gejolak politik di Korea Selatan serta jtumbuhnya kecemasan atas pemilihan presiden AS pekan depan. Di sisi lain, penguatan yen membebani pasar Tokto.
Mengacu Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific turun 1,1% menjadi 138,07 pukul 16:29 sore di Hong Kong di tengah aksi jual global karena perusahaan pembiayaan dan konsumen mencatat penurunan.
Kospi Korea Selatan jatuh ke level terendah Juli karena Presiden Park Geun-hye menunjuk perdana menteri dan menteri keuangan baru saat ia berusaha untuk membendung dampak dari skandal mengancam kekuasaan. Indeks saham Filipina memasuki koreksi pasca anjlok lebih dari 10% dari level puncaknya pada Juli.
Guncangan pada pasar saham global bermula dari berita hasil polling ABC News/Washington Post yang menempatkan kandidat dari Partai Republik Donald Trump di posisi teratas dari rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
Hasil polling ini semakin menambah kecemasan investor karena pada Jumat (28/11) lalu, Federal Bureau of Investigation menyatakan akan membuka kembali investigasi atas kasus email Clinton.
Selain itu, investor juga menanti kebijakan The Federal Reserve yang akan diumumkan malam nanti. "Tidak ada hal positif dari Pemilu AS dilihat dari sisi manapun. Pelaku pasar merasa khawatir dengan aksi jual yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tanpa ada sebab yang jelas, namun tetap terjadi," jelas Andrew Sullivan, managing director of sales trading Haitong International Securities Group Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News