kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG diprediksi akan menurun dan bergerak kisaran 6.298 pascapemilu


Jumat, 15 Februari 2019 / 15:17 WIB
IHSG diprediksi akan menurun dan bergerak kisaran 6.298 pascapemilu


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun politik ini diprediksi tidak akan terlalu lama berada di zona nyamannya. Pascapesta demokrasi April nanti, IHSG justru diperkirakan bisa mengalami tren penurunan.

Beberapa faktor akan jadi penghambat IHSG tahun ini. Seperti dari refleksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah naik agresif hingga ke level 6% akan terasa dampaknya kepada kinerja perusahaan pada tahun 2019. Selain itu, perang dagang pun masih akan berlanjut.

Edwin Sebayang. Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, target IHSG tidak akan terlepas dari kemampuan emiten mencetak laba secara rata-rata. Tahun 2019 ini pihaknya memprediksi earning rata-rata emiten akan tumbuh 7,5% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang hanya 5,1%.

“Dengan asumsi earning per share 420 dikalikan dengan price to earning ratio 16 kali maka hingga pemilu target IHSG saya 6.718,” ujar Edwin belum lama ini.

Menurut Edwin, IHSG memang akan bergerak cepat positif pada saat enam bulan sebelum pemilihan umum. Justru setelah momen itu, IHSG akan terus menurun. Itu dampak dari suku bunga acuan yang sudah agresif di tahun 2018 yang akan menggerus laba emiten.

Setelah pemilu hingga akhir rahun pihaknya memprediksi IHSG akan ada di level 6.298 karena memang pelaku pasar sudah mulai melakukan aksi jual. Ini akan terjadi pascapelantikan presiden.

“Investor tidak perlu risau. Di kondisi market turun pun mereka masih bisa ambil untung. Yang penting adalah strategi yang diambil investor untuk melakukan swing trade,” ujar Edwin.

Lebih lanjut, jika melihat arus asing juga akan semakin tercermin dengan net sell asing yang akan melebar. Itu respons dari laba emiten yang akan melambat. Data RTI menunjukan, seminggu terakhir saja net sell asing sudah mencapai Rp 3,22 triliun.

IHSG bulan Maret pun tercatat terus memerah kecuali di tanggal 14 Februari 2019. Perang dagang akan berlanjut, perlambatan ekonomi Cina akan berdampak kepada ekspor Indonesia yang akan menurun dan mempengaruhi laju rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×