Reporter: Auriga Agustina | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selama sepekan terakhir asing melakukan aksi jual Rp 3,5 triliun di pasar modal Indonesia, padahal selama sebulan terakhir asing masih mencatatkan aksi beli Rp 3,5 triliun.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, asing melakukan aksi jual lantaran beberapa waktu lalu perusahaan sekuritas global Credit Suisse menurunkan rekomendasi terhadap pasar saham Indonesia menjadi 10 persen (underweight) dari sebelumnya 20 persen (overweight).
Selain itu, current account deficit yang melebar dinilainya menjadi penyebab asing keluar dari pasar saham Indonesia. "Bukan berarti pasar saham kita tidak menarik lagi, tapi ini hot money ya jadi asing masuk keluar pasar cukup cepat, ini lah yang menjadi risiko kita," katanya.
Adapun saham-saham yang di jual asing selama sepekan terkahir diantaranya United Tractors (UNTR), Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA), Mitra Keluarga Karya Sehat (MIKA), Gudang Garam (GGRM) , Bank Negara Indonesia (BBNI), Indah Kiat Pulp& Paper (INKP).
Menurut Hans, asing hanya melakukan reblancing portfolio untuk saham-saham tersebut, sebab dari kacamatanya saham-saham tersebut masih memiliki fundamental yang baik , "lihat saja asing menjual Mandiri dan BCA juga, saya rasa itu karena mereka reblancing saja ya, sekalian mau profit taking lah," katanya.
Dari segi saham dia menyarankan agar Investor wait and see dulu saham-saham group Astra seperti ASII dan UNTR. Dia bilang, penjualan kendaraan masih cukup ketat sehingga akan mempengaruhi kinerja ASII, sementara harga komoditas batu bara dan CPO yang dinilainya cenderung flat akan berdampak negatif untuk UNTR ditahun ini.
Analis Binartha Sekuritas Nafan Aji pun memprediksi, aksi asing menjual saham-saham seperti UNTR dan ASII disebabkan karena faktor fundamental perusahaan yang kurang baik dari tahun-tahun sebelumnya. "Saya rasa asing menjual UNTR dan ASII karena UNTR menurunkan target penjualan mobilnya, sementara ASII penjualannya juga turun secara year on year," jelasnya.
Sebagai informasi saja, berdasarkan riset yang diterima oleh Kontan, penjualan mobil domestik milik ASII pada Januari turun menjadi 8.218 unit dari priode yang sama ditahun sebelumya 95.955 unit. Sementara UNTR, menurunkan target penjualan alat berat komatsu dari sebelumnya 4.900 unit menjadi 4.000 unit.
Selain itu, rilis data penjualan mobil di Indonesia -15,4%, hal dianggapnya menjadi salah satu faktor asing untuk keluar dari saham ini, karena asing sudah memprediksikan dari jauh-jauh hari.
Sementara itu dia menilai, aksi jual asing terhadap saham MIKA disebabkan karena aksi ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tak kunjung kelihatan, Nafan menilai asing masih wait and see bagaimana progress ekspansi perusahaan kedepannya.
"Tapi kalau untuk yang lainnya saya rasa asing hanya melakukan reblancing ya, fundamental perusahaannya cenderung bagus kalau saya melihat," jelasnya.
Adapun Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan mengatakan aksi jual yang dilakukan asing terhadap BBCA dan INKP karena saham-saham tersebut dibulan lalu membukukan net buy asing yang signifikan, artinya realisasi net sell asing pekan ini bukan masih di kategorikan sebagai trading.
Menurutnya, saham INKP masih menarik dicermati dengan pertimbangan valuasi yang masih murah dengan Price Earning 6,6x dan outlook sektor (pulp & papers) yang masih kuat khususnya permintaan di pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News