Reporter: Andy Dwijayanto, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan di tengah fluktuasinya bursa regional pasca risalah Federal Reserve (The Fed), Kamis (19/5). Mengacu data RTI, indeks dibuka terkoreksi 0,24% ke level 4.723,018 pukul 09.16 WIB.
Tercatat 88 saham bergerak turun, 70 saham bergerak naik, dan 76 saham stagnan. Perdagangan pagi ini melibatkan 556 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 717,5 miliar.
Sembilan dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Sektor konstruksi memimpin penurunan 0,82%. Selanjutnya diikuti infrastruktur turun 0,67% dan aneka industri turun 0,62%. Sektor keuangan satu-satunya indeks sektoral yang menghijau yakni naik 0,35%.
Aksi jual asing turut menekan perdagangan IHSG. Di pasar reguler, net sell asing Rp 29,634 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan sekitar Rp 38,229 miliar.
Hari ini, IHSG lebih cenderung dalam tekanan. Pelemahan rupiah yang tidak terasa sudah mendekati level Rp 13400 per dollar Amerika Serikat (AS). Hal itu akan menjadi perhatian pasar.
Selain itu peningkatan utang luar negeri dan rencana pemangkasan anggaran menjadi sentimen negatif. BI Rate diperkirakan akan tetap pada level 6,75%.
"Secara teknikal IHSG masih dalam trend konsolidasi setelah gagal rebound dalam beberapa hari terakhir. IHSG akan bergerak 4690 – 4770," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital dalam Market Research.
Berfluktuasi
Sementara itu, pagi ini bursa saham Asia berfluktuasi setelah pembacaan dari pertemuan bulan April Federal Reserve menunjukkan pembuat kebijakan membahas untuk menaikkan suku bunga pada awal bulan depan. Saham Jepang menguat menyusul pelemahan yen.
Indeks MSCI Asia Pacific sedikit berubah ke level 126,59 pada pukul 09:05 pagi waktu Tokyo setelah jatuh 0,4 % dan naik kurang dari 0,1%.
Pernyataan The Fed mengindikasikan sebagian besar pembuat kebijakan mengatakan kenaikan suku bunga akan sesuai untuk dilakukan pada bulan Juni jika perekonomian terus membaik. Pernyataan tersebut melambungkan dollar, dengan greenback diperdagangkan 1 % lebih tinggi terhadap yen pada hari Rabu.
Indeks Topix bertambah 0,9 % pada hari Kamis menyusul melonjaknya saham eksportir. Yen diperdagangkan di level 110,23 per dollar setelah turun 1 % pada hari Rabu.
Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan 0,3 %. Indeks S & P / ASX 200 Australia naik 0,1 % menjelang laporan pekerjaan bulanan.
Indeks S & P / NZX 50 Selandia Baru merosot 0,4 %. Berjangka di China A50 Index bertambah 0,2 % dalam perdagangan terbaru mereka, sementara, di Indeks Hang Seng naik 0,5 %.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News