Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sempat dibuka turun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik ke zona hijau di sesi I perdagangan Rabu (18/5). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik tipis 0,10% ke 4,889 poin ke level 4.734,045 pukul 12.00 WIB.
Tercatat 140 saham bergerak naik, 112 saham bergerak turun, dan 94 saham stagnan. Perdagangan di rehat pertama ini melibatkan 2,54 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,69 triliun.
Enam dari 10 indeks sektoral menghijau, menopang laju IHSG. Sektor pertanian memimpin penguatan 0,58%, diikuti pertambangan naik 0,51%, serta konstruksi naik 0,47%.
Sementara, empat sektor lainnya memerah. Di antaranya; aneka industri turun 0,93%, industri dasar turun 0,40%, dan manufaktur turun 0,22%.
Penguatan IHSG masih terbatas, lantaran di pasar reguler aksi jual asing masih mewarnai sebesar Rp 104,521 miliar. Tetapi, keseluruhan pasar lebih diwarnai aksi beli asing Rp 67,988 miliar.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 5,08% ke Rp 6.200, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) naik 4,48% ke Rp 1.865, dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 3,17% ke Rp 260.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun 2,27% ke Rp 16.175, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,19% ke Rp 6.250, dan PT Adhi Karya (ADHI) turun 1,17% ke Rp 1.530.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa secara teknikal, IHSG saat ini sedang berada dalam trend turun jangka pendek dengan potensi koreksi hingga kisaran 4.600--4.650 poin. Namun, jika indeks BIE bertahan di atas level 4.720 poin maka dapat mengakhiri tren penurunannya.
"Meski IHSG berada dalam tren turun, tidak berarti semua harga saham bergerak turun. Pelaku pasar dapat melakukan aksi beli secara selektif terhadap beberapa saham," kata Satrio Utomo mengutip dari Antara.
Emerging market jatuh
Di sisi lain, bursa saham emerging market jatuh untuk pertama kalinya di pekan ini dan mata uang pun ikut turun pasca komentar petinggi Federal Reserve yang memicu spekulasi kenaikan suku bunga AS lebih cepat.
Indeks Hang Seng China Enterprises, saham daratan yang terdaftar di Hong Kong turun paling dalam hampir dua pekan, dipimpin oleh perusahaan konsumen dan properti, dan Indeks Komposit Shanghai menuju penutupan terendah sejak pertengahan Maret.
Uang rand Afrika Selatan dan won Korea Selatan, yang jatuh ke level terendah dua bulan, memimpin penurunan mata uang. Nilai tukar uang Asia akan tetap berada di bawah tekanan karena dibayangi kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan, menurut Mizuho Bank Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News