kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

IHSG Berpeluang Rebound di Pekan Ini, Simak Sentimen Pendukungnya


Senin, 20 Oktober 2025 / 10:21 WIB
IHSG Berpeluang Rebound di Pekan Ini, Simak Sentimen Pendukungnya
ILUSTRASI. Indo Premier Sekuritas (IPOT) memberikan rekomendasi saham dan proyeksi IHSG untuk pekan ini dengan sejumlah sentimen yang menopangnya


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dalam sepekan ke depan. Sejumlah sentimen yang akan membantu pergerakan IHSG adalah potensi pemangkasan suku bunga acuan dan rilis data ekonomi penting Amerika Serikat (AS).

IPOT memperkirakan, di pekan ini, Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.

"Pemangkasan suku bunga akan menjadi salah satu sentimen utama yang mempengaruhi pasar modal Indonesia pekan ini, bersamaan dengan rilis data ekonomi penting Amerika Serikat, yaitu initial jobless claims dan proyeksi kenaikan tipis inflasi tahunan AS bulan September menjadi 3% (dari 2,9% sebelumnya)," ujar Retail Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.988,8 di Pagi Ini (20/10), AMRT, ADMR, BBCA Jadi Top Gainers LQ45

Indri mengatakan, penguatan IHSG di pekan ini terjadi setelah di pekan lalu IHSG sempat menyentuh level All Time High di level 8.288. Namun ditutup melemah 4,14% dengan net sell asing di pasar reguler sebesar Rp 4,2 triliun.

Indri menambahkan, hanya ada 1 sektor yang mengalami penguatan di pekan lalu, yakni sektor kesehatan yang menguat 2,79%. Sementara sisanya mengalami pelemahan. 

Pelemahan terdalam dialami oleh sektor teknologi yang ambles 11,59% akibat pelemahan saham DCII dan MLPT, dua saham yang memiliki bobot terbesar dalam indeks tersebut.

Secara lebih detail, Indri merinci sejumlah sentimen yang memengaruhi IHSG pada pekan lalu. 

Pertama, ketegangan antara AS dan China yang kembali memanas. Berawal dari China yang berencana akan membatasi ekspor tanah jarang yang berujung memicu respon dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

AS sangat membutuhkan tanah jarang tersebut sebagai bahan baku pembuatan elektronik dan bahan baku pertahanan nasional. Donald Trump mengancam akan menetapkan tambahan tarif kepada China sebesar 100% jika China membatasi ekspor tanah jarang itu.

Kedua, outlook pemangkasan suku bunga. Para pelaku pasar menanti pertemuan Federal Reserve pada akhir bulan nanti untuk mengetahui langkah apa yang akan diambil berikutnya terkait suku bunga. Sebesar 99% para pelaku pasar meyakini suku bunga acuan akan dipangkas sebesar 25 basis poin sementara sisanya yakin akan dipangkas 50 basis poin.

Ketiga, rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) ke 8%. Purbaya disebut tengah mempertimbangkan penurunan PPN untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil. 

Keempat, harga emas dunia mencatatkan All Time High baru. Harga emas tembus level US$ 4.381 per troi ons yang didukung oleh meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China, proyeksi pemangkasan suku bunga acuan, dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang terganggu akibat government shutdown yang terjadi.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas Hari Ini (20/10), IHSG Berpeluang Rebound

Berbicara tentang potensi market pada pekan ini, Indri mengakui kondisi pasar modal Indonesia masih akan dipengaruhi oleh sentimen yang terjadi pada pekan lalu. 

Para pelaku pasar kemungkinan besar akan memanfaatkan kondisi market yang sudah terkoreksi untuk mulai mengoleksi saham-saham bervaluasi menarik (bottom fishing methode). 

"Kemungkinan besar, konsentrasi pasar akan cenderung melakukan diversifikasi pengalokasian dana dengan proporsi sebagai berikut: Alokasi untuk sektor sensitif dengan suku bunga (perbankan, properti, infrastruktur), mengambil momentum pada emiten-emiten komoditas terutama emas dan memanfaatkan momentum pada saham-saham konglomerasi," jelas Indri.

Indri menilai IHSG akan bergerak bervariatif cenderung menguat dalam rentang support 7.730 hingga resistance 8.100.

Ada pun sejumlah sentimen yang diyakini akan menguatkan IHSG pada pekan ini, yakni pengumuman suku bunga Bank Indonesia yang diprediksi akan diturunkan sebesar 25 basis poin ke level 4,5% menandakan kelima kalinya bank sentral memangkas suku bunga. 

Selanjutnya ada sentimen data ekonomi Amerika Serikat seperti initial jobless claims diagendakan akan rilis pekan ini. Serta rilis tingkat inflasi tahunan Amerika Serikat bulan September yang diperkirakan akan meningkat tipis ke level 3% dari sebelumnya di level 2,9%. 

 

Merespons dinamika pasar ini, IPOT merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham pilihan tersokong pemangkasan suku bunga.

1. Buy PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ( Current Price: 7.500, Entry: 7.500, Target Price: 7.800 (+4,0%), Stop Loss: < 7.350 (-2,0%) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 2,0).

  • Saat ini BBCA dalam keadaan low risk dan berpotensi rebound. Asing juga membeli kembali saham BBCA pada akhir pekan lalu, meskipun tipis di 17,6bio.

2. Buy on Breakout PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (Current Price: 1.140, Entry: 1.160, Target Price: 1.230 (+6,0%), Stop Loss: < 1.130 (-2,6%), Risk to Reward Ratio = 1 : 2,3).

  • Potensi rebound dari optimisme pemangkasan suku bunga. Level 1160 menjadi level terbaik untuk mengoleksi BBTN. 

3. Buy on Pullback PT Indika Energy Tbk (INDY) (Current Price: 2.550, Entry: 2.460 - 2.500, Target Price: 2.700 (+9,8%), Stop Loss : < 2.370 (-3,7%), Risk to Reward Ratio = 1:2,7).

  • Emiten ini kayak buy Karena ada optimisme prospek ekspansi renewable energi dan volume transaksi yang meningkat dan stochastic oscillator belum jenuh beli.

Selanjutnya: Review Samsung A34 Andalkan MediaTek Dimensity 1080 & Penyimpanan Sampai 256 GB!

Menarik Dibaca: Review Samsung A34 Andalkan MediaTek Dimensity 1080 & Penyimpanan Sampai 256 GB!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×